Pencanangan Nasional, Perluasan Imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) Dosis kedua
Jakarta, Memorandum.co.id - Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat diberantas, karena virus polio hanya hidup dan berkembang biak di tubuh manusia, penyakit polio dapat dicegah dengan imunisasi dan tersedia vaksin polio yang aman dan efektif. Indonesia dan seluruh negara-negara lainnya di regional South-East Asia Region (SEARO) telah dinyatakan Bebas Polio oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2014. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kalau di suatu wilayah hanya sedikit anak-anak yang divaksinasi polio, akan terjadi penularan ke anak lain. Jika terjadi penularan maka akan terjadi mutasi virus polio dan kasus akan semakin banyak. “Jadi pesan saya jangan hanya vaksinasi diri sendiri, semua anak sekampung harus divaksinasi minimal 90%. Kalau tidak divaksinasi dia akan membahayakan teman-temannya yang lain,” kata Menkes Budi. WHO Representative for Indonesia Dr. Paranietharan mengatakan untuk semua negara termasuk Indonesia yang menggunakan kombinasi vaksin bOPV dan IPV, WHO merekomendasikan 4 dosis bOPV disertai 2 dosis IPV. “Oleh karena itu, WHO mengapresiasi komitmen pemerintah Indonesia untuk mencanangkan dosis kedua dari IPV (IPV2) sebagai bentuk perlindungan optimal bagi anak-anak di Indonesia terhadap polio,” ucapnya. Pencanangan IPV2 ini tidak hanya bertujuan untuk melengkapi seluruh rangkaian dosis imunisasi polio yang diperlukan di Indonesia, tetapi juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya penguatan program imunisasi nasional secara menyeluruh. Selain WHO, UNICEF juga turut mendukung terlaksananya perluasan pemberian imunisasi IPV2 ini. Pimpinan tertinggi kantor UNICEF Indonesia Maniza Zaman mengatakan UNICEF berkomitmen mendukung upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa layanan imunisasi yang menyelamatkan jiwa dapat diakses bagi setiap anak di Indonesia. “Bersama pemerintah, UNICEF terus memastikan agar semua anak terlindungi dari PD3I di seluruh daerah di Indonesia, termasuk daerah yang sulit dijangkau, agar lebih banyak anak Indonesia memperoleh layanan imunisasi sesuai dengan jadwal dan dosis yang dianjurkan,” tutupnya. (*/Rdh)
Sumber: