Kronologi Pembunuhan Mahasiswi Ubaya yang Dibuang di Jurang Oleh Kekasihnya

Kronologi Pembunuhan Mahasiswi Ubaya yang Dibuang di Jurang Oleh Kekasihnya

Surabaya, Memorandum.co.id - Penemuan mayat dalam koper di jurang Gajah Mungkur di jalur Pacet-Cangar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Rabu (7/6/23). Korban adalah Angeline Nathania (25), warga Gunung Anyar Tambak, Surabaya, Mahasiswi semester VI Fakultas Hukum Ubaya itu diduga dihabisi kekasihnya Rochmad Bagus Apriyatna alias Roy, 41, warga Gunung Anyar Kidul, Surabaya yang merupakan guru les musik korban. Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana menjelaskan jika diduga kuat, mayat yang disimpan dalam koper itu adalah Angeline mahasiswi Ubaya yang dilaporkan menghilang dari tanggal Rabu (03/05/2023). “Masih pemeriksaan. Tim masih bekerja. Namun diduga kuat memang AN,” ujar Mirzal. Pembunuhan diperkirakan terjadi pada 3 Mei lalu di sebuah apartemen daerah Wonocolo dan mayatnya dibawa ke Pacet sehari berikutnya. Kemudian Jasad korban dibuang ke jurang kawasan tanjakan Gajah Mungkur 4 Mei lalu. Awal penemuan mayat bermula dari laporan keluarga korban ke Polrestabes Surabaya dimana korban pada tanggal 3 Mei 2023 pamit pergi ujian ke kampus namun tidak kunjung kembali pulang Dari informasi itu Polrestabes Surabaya menelusuri orang yang terakhir bersama korban, terpantau dari CCTV korban terakhir bersama Roy, guru les musiknya. Petugas kepolisian mengamankan Roy dan dilakukan pendalaman yang akhirnya pelaku memberitahu bahwa sudah melakukan pembunuhan kepada korban, sampai akhirnya diketahui korban di buang di dalam koper di jurang yang ada di Mojokerto. Menerima informasi, Tim tahura diminta tolong pihak Polrestabes Surabaya untuk memeriksa benda mencurigakan di sekitar kawasan Gajah Mungkur. Dugaannya ada korban pembunuhan yang dibuang di jurang jalur penghubung Mojokerto-Batu itu. Empat hari sebelum menerima informasi dari polrestabes, tepatnya Sabtu (3/6/23) siang, pihaknya telah mengidentifikasi keberadaan karung tersebut. Namun, keamanan tahura menyangka isi bungkusan itu hanyalah sampah. "Karena di sekitarnya juga banyak sampah," ujar petugas keamanan tahura Sugeng Priyanto. Baru setelah mendapat kabar dari polrestabes, pihaknya langsung menaruh curiga jika barang yang dimaksud adalah bungkusan tersebut. ’’Waktu ditemukan pertama hari Sabtu itu tidak tercium bau busuk. Setelah ada info dari polrestabes ini, kita periksa dan diduga ternyata mayat,” tandasnya. Tim Resmob Polrestabes Surabaya tiba di lokasi sekitar pukul 14.30, Rabu (7/6/23) menggunakan dua mobil. Seorang pria yang diyakini ayah Angeline ikut datang bersama polisi. Dia terus menerus menangis saat jasad putrinya berusaha dievakuasi. Sementara itu, di mobil lainnya, seorang pria diyakini sebagai Roy juga turut dibawa ke lokasi. Pria tersebut hanya berada dalam mobil dan mengenakan rompi jingga. Dengan bantuan puluhan petugas dan relawan, jasad korban akhirnya berhasil diangkat dari jurang sekitar pukul 15.00. Mayat sempat dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Sumberglagah, Pacet, sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya. ”Di sini belum kami buka, nanti biar forensik yang memeriksa,” kata Kanitresmob Polrestabes Surabaya AKP Cendy Andries Bastian di RSUD Sumberglagah Menurutnya, korban dilaporkan menghilang sejak sebulan lalu. Saat itu korban berpamitan pergi ke kampus dan tak pernah pulang ke rumah. Pihaknya menyatakan, penemuan jasad korban berangkat dari pengakuan tersangka yang lebih dahulu ditangkap. ”Dari petunjuk pelaku yang lebih dahulu kami amankan,” tandasnya. Cendy menyebut, koper tempat tersimpannya jasad korban diikat dengan lakban. Lapisan perekat itu cukup tebal. Kendati tak terlihat, tubuh korban dimungkinkan masih utuh. Namun, demikian pihaknya memutuskan agar jasad langsung diidentifikasi oleh dokter forensik. (Bbs/rdh)

Sumber: