Liku-Liku Masa Tua Pengacara yang Mantan Wartawan (4-habis)

Liku-Liku Masa Tua Pengacara yang Mantan Wartawan (4-habis)

Tiba-tiba HP Damar berdering. Bertubi-tubi. Ada telepon masuk. Damar mengeluarkan HP itu dari saku celana dan sejenak melihat layarnya. “Ya, ada apa Sayang?” tanyanya. Damar lantas berdiri dan berjalan menjauh. Keluar dari gedung. Cukup lama. Lebih dari setengah jam. “Dari Rindu. Rindu hamil. Padahal aku sudah berpesan kepadanya jangan sampai hamil,” katanya setelah menaruh pantatnya di kursi. “Kan nggak ada masalah? Katanya dia minta Rp 2,5 miliar. Setelah itu terserah kamu: mau terus bersama dia atau meninggalkan dia. Ya tinggalkan saja,” saran Memorandum menggoda Damar. “Jangan gitulah. Kamu sadis Jos (panggilan Memorandum, red),” kata Damar sambil meninju pelan dada Memorandum. Kata, setelah menyadari dirinya hamil, Rindu mengubah permintaannya. Tidak lagi Rp 2,5 miliar kontan, melainkan minta dinikahi secara resmi. Ancamannya juga berubah: bila ditolak, Rindu akan nekat minta izin istri sah Damar untuk menjadi madu dan mengundang wartawan untuk membuka statusnya sebagai istri siri pengacara. HP Damar kembali berdering. Dia angkat, kemudian katanya pelan, “Yang, kita bicarakan nanti. Sebentar lagi aku pulang.” Tapi, rupanya Rindu tidak mau Damar secepat itu memutus pembicaraan. Damar terus menempelkan HP-nya di telinga kiri sambil ho’oh-ho’oh lebih dari satu jam. Memorandum sampai bosan menunggu pembicaraan diputus. “Besok aku hubungi,” kata Damar sambil mengulurkan tangan, mengajak salaman untuk pamit. Dan benar, keesokan harinya Damar menghubungi Memorandum. Kali ini nada bicaranya tidak lagi lesu. Yang terdengar justru nada-nada ceria. Katanya Rindu sudah bisa dijinakkan! Maksud Damar ternyata demikian: Rindu tetap minta dinikahi secara resmi, sah menurut agama dan negara, walau tanpa sepengetahuan istri sah Damar. Caranya terserah Damar, wong Damar bukan orang sembarangan. Pengacara. Intinya Rindu ingin kelahiran anaknya diakui negara! Punya akta kelahiran yang sah. Masa depannya jelas. Damar juga menjelaskan bahwa Rindu yang selama ini dikira ikut KB ternyata tidak pernah menjalani apa yang disarankan Damar: suntik KB. Karena itulah, walau agak terlambat, akhirnya jadi juga bibit Damar membuahi indung telur Rindu. Rindu memang sangat ingin menggendong momongan. “Rindu hamil, Jos,” kata Damar di telepon. “Walau mesin reproduksimu masih suka ngadat?” tanya Memorandum. Tidak terdengar jawaban jelas. Yang terdengar suara bising yang tidak jelas suara apa. (jos, habis)  

Sumber: