Pernikahan Sekitar 2.000 Menit Antara Eko dan Ona (1)

Pernikahan Sekitar 2.000 Menit Antara Eko dan Ona (1)

Tidak seperti biasa, pagi itu Win, pengacara yang biasa menangani kasus-ksusus cerai, tersenyum simpul saat menemui Memorandum di kantornya, hari ketiga pasca-Lebaran. “Lucu,” katanya singkat. “Menggelikan,” tambahnya. Tanpa Memorandum tanya dia lantas bercerita bahwa dia pernah kedatangan klien perempuan cantik. Mulus. Masih muda. Usianya masih likuran. Belum genap 30 tahun. Perempuan itu, sebut saja Ona, mengaku kecewa. “Katanya anu suaminya kecil. Dia kaget dan kabur pada malam pertamanya dan berniat minta cerai,” kata Win disambung gelak tawa panjang bernada ngebas. Menurut Win, Ona adalah korban egoisme orang tua. Dia dijodohkan sama lelaki yang belum dikenal, anak kenalan ayahnya yang pengusaha properti. Ayahnya sendiri seorang tukang bangunan di PT milik pengusaha itu. “Ona memang cantik,” kata Win sambil menunjukkan beberapa foto dan video singkat di HP-nya. Di layar HP itu lantas keluar deretan foto-foto Ona dan beberapa tayangan Tiktok Ona. Tidak hanya wajah cantiknya, Memorandum juga melihat bodi Ona yang punel. Tinggi-besar dengan kulit sawo matang yang etnis dan seksi. Dipadu bibir pecah merekah, Ona memang wow… Goyangan di Tiktoknya bahkan bisa membikin lelaki yang melihatnya menelan ludah bagai anjing kehausan. “Anak ini dipaksa ayahnya menikahi anak pemilik PT,” kata Win. “Bagaimana suaminya?” tanya Memorandum. “Ganteng dan gagah?” Win tersenyum. Dia lantas mengambil sesuatu dari laci mejanya. Beberapa lembar foto. Foto-foto itu lantas ditaruh berjajar di atas meja. Gambar seorang pemuda. Ganteng, memang. Tapi pemuda itu, sebut saja Eko, bertubuh tambun. “Dia pemuda yang sangat subur. Saking suburnya, berjalan saja agak susah. Napasnya mudah tersengal,” kata Win. Ona diancam. Kalau tidak mau menikah dengan Eko, dia harus keluar dari rumah. Celakanya, ketika Ona berusaha menolak, tidak ada yang mendukung. Ibu dan dua kakaknya bahkan ikut mendorong agar Ona menerima tawaran itu. Ona yang sudah punya pacar akhirnya nekat kabur dari rumah. Tapi upayanya sia-sia. Kedua orang tua dan kedua kakaknya sangat ketat menjaga agar Ona tidak bisa lari dari rumah. Berbagai upaya pelarian Ona selalu gagal. “Ona tidak bisa menghubungi kekasihnya karena HP-nya disita sang ayah. Dia hanya bisa pasrah,” kata Win. Nah, selama dalam penyekapan oleh keluarganya itu, Ona dari kamarnya sering mendengar orang tuanya menerima tamu keluarga Eko. Dan dari situlah Ona mendengar janji keluarga Eko yang akan memberikan mahar besar atas pernikahan Eko-Ona. (jos, bersambung)  

Sumber: