Hidup Sendiri Bersama Anak-Anak Pasca Disakiti Lelaki (3-habis)

Hidup Sendiri Bersama Anak-Anak Pasca Disakiti Lelaki (3-habis)

Rencana Darmi melaporkan Parto ke polisi ternyata dibatalkan. Kena apa? Kasihan? Atau takut lelaki itu bakal melampiaskan balas dendam sekeluar dari penjara kelak? Darmi mengaku bingung. Tidak bisa berpikir jernih. Dia bahkan berusaha untuk melupakan kejadian itu. Kehidupan pun kembali berjalan seperti biasa. Hanya, kali ini Darmi tanpa didampingi suami. Anak-anak tanpa bimbingan ayah. Cukup lama. Sekitar dua tahun. “Kini aku lelah hidup tanpa status. Istri bukan, janda bukan. Gak jelas. Makanya aku ke sini (PA, red) untuk konsultasi bagaimana sebaiknya mengambil langkah,” kata Darmi, yang sekarang berencana menggugat cerai Parto. Hanya, dia tidak tahu caranya karena Parto pun tidak jelas keberadaannya. Diakui Darmi bahwa sekitar setahun lalu Parto sempat pulang secara diam-diam. Dia menyatakan ingin menambal keretakan rumah tangganya yang sempat berantakan. Darmi tidak menanggapi ocehan tersebut. Padahal, Parto mengaku sudah tobat dan sudah memiliki pekerjaan tetap untuk menghidupi rumah tangga bersama Darmi dan anak-anak. “Aku sudah telanjur trauma dengan sikap dia,” kata Darmi. Darmi mengatakan takut menerima kembali Parto di sisinya, karena lelaki itu sangat labil. Baik sekarang bukan jaminan sikapnya bakal baik di kemudian hari. Pada saat terjerembab suatu masalah, bisa saja Parto menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup. “Itu yang saya takutkan,” katanya. Kepada Darmi, Parto mengaku saat itu sudah bekerja sebagai pekerja di sebuah tambang di Sulawesi. Kedudukannnya sudah lumayan tinggi, yaitu mandor untuk kalangan pekerja pribumi. Di pertambangan tempat Parto memang ada dua kelompok pekerja. Pekerja lokal dan pekerja asing dari China. Jumlah pekerja asing bahkan mendominasi proyek tersebut. “Kata Mas Parto gajinya lumayan tinggi dibanding pekerja di Jawa,” kata Darmi. Parto juga menawari Darmi dan anak-anak pindah ke dekat lokasi proyek bila mereka rujuk kembali. Disediai fasilitas lengkap andai mereka mau diajak ke sana. Yaitu rumah dan motor. Darmi bersikukuh tidak mau. Dia sudah bertekad menghabiskan sisa usianya bersama anak-anak hingga akhir hayat. Tidak akan menikah lagi atau rujuk dengan Perto. Kabar terakhir dari Darmi, beberapa hari lalu melalui sambungam telepon, Parto sudah tiada. “Mas Parto meninggal karena terlibat bentrok dengan beberapa pekerja asing. Kabar ini saya dapat dari sahabat dia di tempat kerjanya. Orang itu juga menyampaikan kata-kata terakhir Mas Parto. Katanya Mas Parto minta maaf dan minta agar disampaikan dia sangat sayang kepada saya dan anak-anak,” kata Darmi. Sahabat Parto tersebut juga mentransfer duit puluhan juga. ‘’Katanya hasil nabung Mas Parto,” kata Darmi sambil menahan tangis. (jos, habis)  

Sumber: