Naik Wira Wiri Suroboyo Merasa Nyaman, Tapi Nunggu Lama

Naik Wira Wiri Suroboyo Merasa Nyaman, Tapi Nunggu Lama

Surabaya, memorandum.co.id - Angkutan feeder Wira Wiri Suroboyo memang nyawan karena dilengkapi CCTV, AC, dan bisa menjangkau di beberapa rute yang tidak dijangkau oleh mikrolet. Namun, banyak penumpang lebih memilih naik bus Suroboyo. Dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tahu jenis angkutan feeder dan cara pembayarannya menggunakan e-money serta menunggu lama di halte bus. Salah satu penumpang Wira Wiri Suroboyo, Dewi mengaku adanya angkutan feeder sangat membantu dan lebih hemat biaya. Selain itu, kondisi di dalam bersih. "Sangat membantu dan lebih hemat, nyaman, tidak kena debu dan bersih. Cuma sabar menunggu di halte, mungkin jalan macet," kata Dewi. Salain itu, kata Dewi, sangat terbantu karena ia biasanya ke Pasar Atom harus oper lin lain, tapi naik angkutan feeder hanya sekali saja dan berhenti di depan lokasi tujuannya. "Biasanya saya naik mikrolet lin DA, biasanya ke Pasar Atom oper lin. Namun naik feeder sekali saja," tuturnya. Sementara itu, memorandum.co.id mencoba naik angkutan feeder Wira Wiri Suroboyo jurusan Mayjen Sungkono-Embong Wungu, Minggu (12/3/2023). Kebetulan menunggu di Halte Bus Jalan Panglima Sudirman. Angkutan baru datang lima menit. Kemudian mengikuti setiap rute hingga sampai di Urip Sumoharjo. Kondisi di dalam memang nyaman, ber-AC, juga dilengkapi CCTV di depan sopir. Di tempat duduk depan, diisi sopir dan helper. Kebetulan penumpangnya sepi.  Sampai pagi hingga sore hanya dua penumpang. "Dari tadi mengangkut dua penumpang sama Mas-nya ini," kata Tria Oktavia, helper Wira Wiri Suroboyo. Tria menjelaskan, pihaknya tidak diperbolehkan berhenti di sembarang tempat, kecuali di halte bus sesuai dengan rute angkutan feeder. "Tidak boleh sembarang tempat, hanya di halte bus. Tidak hitungan menit, jika ada penumpang ya langsung kami diangkut. Karena 15 menit ada feeder selanjutnya yang jalan di belakang untuk mengangkut penumpang lain," jelas Tria. Sepinya penumpang feeder ini, Tria juga tidak tahu. Kemungkinan hari libur dan masih banyak orang yang tidak tahu angkutan ini. Jika tidak liburan atau di hari biasa, Tria mengaku sampai 12 penumpang per hari di rute jurusanya. Mulai anak-anak sekolah hingga pekerja kantoran. "Kalau anak sekolah jarang naik feeder. Paling banyak pekerja. Kalau di rute yang saya naiki memang sepi penumpang soalnya penumpang paling banyak ada di Surabaya barat," ungkap Tria. Faktor ketidaktahuan masyarakat dengan adanya angkutan feeder juga diamini oleh Tria. Padahal fasilitasnya nyaman, ber AC, dan dilengkapi kamera pengawas. Tarifnya juga murah Rp 5000. "Selain banyak orang yang belum tahu feeder, mungkin dikira feeder ambulans. Tria menegaskan, pihaknya tidak menerima pembayaran cash oleh pimpinanannya. Pembayaramnya melalui e money, speed cash, dana, e tol. "Kami tidak boleh terima pembayaran cash," tegas wanita berhijab ini. Bagaimana dengan penumpang yang gaptek, tidak punya e money? Jika tetap memaksa, Tria akan menghubungi pimpinannya dengan kondisi seperti itu. Jika diizinkan, maka Tria akan menggunakan e- money miliknya lalu penumpang membayar kepadanya. Animo masyarakat cukup tinggi untuk menaiki angkutan feeder atau angkutan pengumpan Wira Wiri Suroboyo. Bahkan, dalam sehari penumpang transportasi umum yang baru diresmikan itu sudah tembus 2.500 penumpang, sehingga armada dan rute angkutan feeder itu akan terus ditambah ke depannya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan animo masyarakat sangat luar biasa dalam memanfaat angkutan feeder ini, terutama rute dari arah Pakal ke Tunjungan. Sebab, banyak penumpang yang menyampaikan bahwa baru kali ini ada transportasi umum yang langsung dari Pakal ke arah Tunjungan. “Jadi, Wira Wiri Suroboyo ini selalu penuh, animo masyarakat luar biasa,” kata Wali Kota Eri. Oleh karena itu, ke depan ia mengaku akan terus menambah armada beserta rute angkutan feeder itu. Saat ini, sudah ada sebanyak 52 armada yang sudah beroperasi. Tahun depan, armadanya itu akan ditambah lagi karena Wali Kota Eri berkomitmen semua kawasan di Surabaya harus bisa dijangkau oleh angkutan feeder ini. “Tentu penambahannya secara bertahap ya, dan total sampai 2028 kita membutuhkan feeder sekitar 240 unit. Itu jumlah ideal untuk menjangkau semua kawasan di Kota Surabaya. Kita akan penuhi semuanya sampai dengan tahun 2028," ujarnya. Menurut Wali Kota Eri, dengan terus menambah armada, tentu rutenya juga akan ditambah. Saat ini dengan 52 armada, sudah bisa melayani lima rute, sehingga ke depan akan terus diperluas. Bahkan, pekan depan akan ada rute dari Lakarsantri, sehingga masyarakat Gresik yang hendak ke Surabaya bisa ikut merasakan feeder baru itu. "Minggu depan untuk Lakarsantri. Sidoarjo masih koordinasi. Kalau Lakarsantri (perbatasan) Gresik sudah sepakat dan Insyaallah minggu depan atau paling lama 2 minggu lagi. Karena juga perlu menyiapkan yang di Gresik," kata dia. Eri berkomitmen rute Wira Wiri Suroboyo itu akan bisa melayani daerah Surabaya, yaitu Gresik dan Sidoarjo. Makanya, setelah ada rute Gresik-Surabaya melalui Lakarsantri, maka selanjutnya akan diintegrasikan dengan Sidoarjo-Surabaya. “Kalau sudah berbicara angkutan lintas daerah, maka harus ngobrol dengan Kepala Dishub daerah tersebut, insyaallah dalam waktu dekat akan kita realisasikan,” tegasnya. Saat itu, Wali Kota Eri juga mengajak kepada warga Kota Surabaya untuk memanfaatkan feeder ini, demi menjaga lingkungan dan untuk mengurangi kemacetan di Kota Pahlawan. “Angkutan ini aman dan nyaman karena juga dilengkapi AC dan juga murah,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dishub Surabaya Tundjung Iswandaru menyebut animo pengguna Wira Wiri Suroboyo memang sangat tinggi. Bahkan, per hari mencapai ribuan penumpang. "Alhamdulillah cukup bagus, tapi saya belum tahu apakah itu penumpang asli (memang membutuhkan angkutan) atau penumpang yang coba-coba saja. Tapi total penumpangnya sekitar 2.500 per hari," kata Tundjung. Ia juga mengajak seluruh warga Kota Surabaya untuk memanfaatkan angkutan baru ini. Sebab, hal itu sangat berpengaruh pada lingkungan Surabaya dan kemacetan di Kota Surabaya. “Jadi, ayo ramai-ramai beralih ke angkutan umum demi kota kita tercinta Surabaya,” pungkasnya. (rio)

Sumber: