Stunting Turun, Reni Astusi: Ada Peran Kader Surabaya Hebat
Surabaya, memorandum.co.id - Tren penurunan stunting di Kota Surabaya semakin membalik. Terlebih penurunan angka stunting di Kota Pahlawan ini tentu tidak bisa lepas dari peran maupun andil dari para Kader Surabaya Hebat (KSH). Terlebih capaian positif yang diraih pada tahun 2022 lalu dengan penurunan angka stunting secara signifikan. Apresiasi pun lantas dilayangkan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti saat menggelar jaring aspirasi masyarakat atau reses bersama KSH se-Kelurahan Wonokromo dan KSH se-Kecamatan Sukomanunggal di Balai RW setempat. “Saya mengucapkan terima kasih pada ibu-ibu semua Kader Surabaya Hebat yang turut menurunkan angka stunting di Surabaya, Kader Surabaya hebat memang perempuan-perempuan hebat,” serunya bangga disambut sorak tepuk tangan hadirin, Sabtu (28/1/2023) malam. Sebagai informasi, angka stunting menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Litbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) menyatakan prevalensi balita stunting di Kota Surabaya pada tahun 2021 mencapai angka 28,9 persen. “Angka stunting di Kota Surabaya saat itu (2021) masih cukup tinggi dan rangkingnya itu kita masih belum terendah, yang terendah waktu itu adalah (Kota) Mojokerto,” bebernya pada para audiens reses. Kini penurunan secara signifikan berhasil diraih Kota Pahlawan menyusul hasil SSGI tahun berikutnya bahwa Kota Surabaya pada tahun 2022 merupakan daerah terendah angka prevalensi balita stunting se-kabupaten/kota di Jawa Timur bahkan se-Indonesia. “Alhamdulillah tentu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota, wali kota, ibu ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, camat, lurah, dibantu oleh Kader Surabaya Hebat sing gak akeh maneh, tapi wuakeh menyebar sak Suroboyo,” ungkapnya tersenyum. Legislator PKS ini menambahkan bahwa dengan semakin membaik tren penurunan stunting di Kota Surabaya dari 28,9 turun menjadi 4,8, dirinya optimis bila di tahun-tahun mendatang bukan tidak mungkin Kota Surabaya bakal zero stunting baru. “Harapannya di 2023 tidak ada lagi stunting baru, zero stunting baru, atau kondisi seorang ibu hamil, melahirkan itu tidak punya potensi stunting, beratnya mencukupi, tingginya mencukupi dan sehat,” kata dia. Tokoh perempuan yang dikenal memiliki perhatian besar terhadap anak-anak dan kesejahteraan rakyat itu pun menyatakan penanganan stunting penting. Sebab menyangkut tema APBD 2023 utamanya terkait peningkatan daya saing sumber daya manusia. “Moga-moga dengan anak-anak yang ada di Posyandu bersama ibu-ibu KSH di sini, itu anak-anak kita, generasi kita ke depan, generasi Surabaya nantinya menjadi anak-anak yang sehat, cerdas dan berkualitas,” tuturnya. Selain itu, pimpinan dewan ini juga menyikapi kabar baik penanganan stunting di Kota Surabaya dengan tetap mengawal keberlanjutan upaya berikutnya. Terlebih mendorong dinas terkait untuk menelusuri lebih jauh angka stunting di Kota Surabaya. “Saya akan tetap mendorong kepada Dinas Kesehatan untuk menganalisis penurunan angka stunting ini. Apakah karena usianya tidak lima tahun sehingga tidak dihitung? ataukah memang ada kenaikan tinggi badan di bawah usia lima tahun berkat intervensi pemkot?,” cermat Reni. Di sisi lain, pihaknya meminta supaya kelurahan atau wilayah yang secara angka stunting berhasil menurunkan jumlah dengan drastis agar mendapat apresiasi dari kepala daerah. “Tolong pak Wali, sing kelurahane angka stuntingnya mudun paling akeh yo kasih apresiasi lah, paling gak disambangi,” ujarnya dihadapan para KSH. (alf)
Sumber: