Dipaksa Lahirkan Putra Mahkota Penerus Bisnis Keluarga (4-habis)

Dipaksa Lahirkan Putra Mahkota Penerus Bisnis Keluarga (4-habis)

Dengan kemampuan yang dimiliki, Tina yakin bakal bisa membesarkan kedua anaknya menjadi orang-orang yang sukses. Tina bersemangat untuk mewujudkan impian itu juga demi membuktikan kepada keluarga mertua.   Tina mengaku kecewa terhadap suaminya yang pada ending-nya bertekuk lutut kepada ibunya yang memaksa Manan menikahi perempuan pilihan dia. Wanita karier jebolan S2 unversitas di Amerika. Demi karier, wanita tersebut rela tidak menikah hingga usianya kepala empat. Prawan tuwo, istilah Karlina ketika mempromosikan perempuan tersebut kepada Manan dan Tina. “Tapi, jujur saja aku meragukan keperawanan dia. Masuk akalkah serang wanita di tengah kehidupan bebas di Negara sekuler Amerika sana sanggup mempertahankan kesuciannya hingga umur segitu? Kalau dia hidup di sini, di negara kita ini, aku masih yakin,” tandas Tina. Salah satunya kerena pertimbangan itu, Tina tidak menerimakan kehadiran wanita berpendidikan Amerika tadi. Jangankan seperti itu, perempuan jebolan pondok pesantren saja tidak akan diterimakan Tina sebagai madunya. Tina pernah menyampaikan keberatan itu kepada Manan. Tina bahkan nekat mengajak suaminya tersebut mengundurkan diri dari kerajaan bisnis keluarga dan hidup mandiri. Tapi, apa jawaban Manan? Lelaki yang tidak pernah marah tersebut mengaku tidak akan membantah perintah orang tua. Terutama ibu. Apa pun yang terjadi, kata ibu adalah pilihan yang terbaik. Karlina memang selalu ditaati Manan dan saudaranya, Nia, terutama sejak ayahnya meninggal setahun lalu karena terserang stroke. Terjadi pendarahan di batang otak hingga pengusaha properti itu koma selama dua bulan lebih. Kedua pihak, keluarga Manan vs wanita lulusan Amerika tadi, sudah sepakat bakal  bertemu untuk membicarakan kelanjutan hubungan Manan. “Sebelum itu aku sudah harus berpisah dari Mas Manan,” tekad Tina. Tiba-tiba HP Tina berdering. Dari kakak iparnya. Dia mengabarkan bahwa Karlina mendadak mengeluhkan sakit pada dadanya. Saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. “Aku segera menyusul ke sana (Tina menyebutkan nama rumah sakit, red),” kata Tina via HP dalam genggaman tangan kirinya. Perempuan bermata tajam ini lantas bergerak menuju mobil di halaman. Tapi belum sampai ke mobil, HP-nya kembali berdering. “Ya, ada apa?” tanyanya. Tina berdialog cukup lama dengan orang di seberang telepon. “Ya, aku langsung pulang,” katanya. Tina menjelaskan ibu mertuanya meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Dokter pribadi yang menemani Karlina di mobil menjelaskan bahwa pasiennya kena serangan jantung. (jos, habis)    

Sumber: