Dipaksa Lahirkan Putra Mahkota Penerus Bisnis Keluarga (3)

Dipaksa Lahirkan Putra Mahkota Penerus Bisnis Keluarga (3)

Dari balik korden tipis yang menghalagi ruang makan dengan ruang keluarga, Tina melihat ibu mertuanya diam. Namun, Tina yakin kediaman itu tidak menunjukkan bahwa perempuan itu mampu mencerna pendapat Manan. “Ibu tahu itu. Sangat tahu. Ibu tahu kamu memang tidak sepandai Nia, kakakmu. Tapi ingat, keberhasilan dalam hidup ini tidak selalu ditentukan kepandaian. Ada yang lebih berpengaruh dari itu,” tutur Marlina tanpa ekspresi. “Dengarkan,” imbuhnya, “Dengarkan perkataan ibumu ini. Sebab, ini sejatinya bukan murni perkataan Ibu. Ini perkataan ibunya ibu. Nenekmu mendengar perkataan ini dari ibunya. Demikian juga beliau, mendengar perkataan ini dari ibu beliau.” Manan tak mampu membantah. Dia tidak menyangka ibunya bakal mengucapkan kalimat sakral yang diturunkan secara turun-temurun. Perkataan yang sanad dan riwayatnya sangat teruji. “Keberhasilan itu lebih ditentukan oleh keyakinan dan keberuntungan,” tandas Karlina. Tina yang semula berharapan ibu mertuanya terpengaruh perkataan suaminya mendadak lemas. Dengan tanggapan seperti itu, dia yakin tidak akan ada artinya lagi mencoba membelokkan keyakinan mertua. “Dibanding istrimu pun, kamu ibrat langit dan bumi. Istrimu itu ibarat guru besar dan kamu mahasiswa baru,” tegas Karlina kepada Manan, yang hanya bisa tertunduk lesu mendengarkan ocehan ibunya. Kenyataan-kenyataan hidup yang dihadapi Tina diterima dengan ikhlas. Apa pun yang terjadi, terjadilah. Demikian pula sikap tidak mengenakkan keluarga suami ketika Tina kembali melahirkan bayi perempuan. Yang ditakutkan Tina hanya satu: suaminya menikah lagi. Jangankan empat atau tiga, diduakan saja rasanya sudah seperti ditimpa bumi dan seisinya. “Harapanku hanya itu. Jangan sampai terjadi seperti leluhur Mas Manan,” kata Tina. Namun apa mau dikata, pasca-Tina melahirkan anak perempuannya yang kedua, Karlina memaksa Manan menikah lagi. Calonnya diserahkan kepada Manan sendiri untuk memilih. Terserah kalau Manan menyerahkan hak pilihnya kepada Tina. Artinya, Tina yang memilihkan istri kedua untuk Manan. Atau, kalau Manan dan Tina tidak memanfaatkan hak tersebut, Karlina yang bakal turun tangan. Dialah yang mencarikan jodoh untuk Manan. “Terang-terangan aku menentang kehendak mereka. Biarlah aku yang mundur. Aku rela dikeluarkan dari silsilah keluarga mereka. Termasuk anak-anak,” kata Tina, yang menambahkan bahwa dia di kantor pengacara ini untuk berkonsultasi cara mengajukan gugatan cerai. (jos, bersambung)  

Sumber: