Hendak Bertemu Suami di Surabaya, Wanita Bondowoso Dicopet di Bus

Hendak Bertemu Suami di Surabaya, Wanita Bondowoso Dicopet di Bus

Kanitreskrim Polsek Sawahan Iptu Hafis Mokoginta. Surabaya, memorandum.co.id - Rencana bertemu dengan suaminya di Terminal Bungurasih, Oktaviani, wanita asal Bondowoso, malah dicopet di atas bus yang ditumpanginya di Probolinggo, Rabu (18/1). Kejadian itu, membuat wanita 24 tahun, itu kehilangan uang sebesar Rp 3 juta karena dicuri oleh dua pria yang dicurigainya. Sampai di Surabaya, Oktaviani tidak punya uang sama sekali. Oktaviani kepada anggota Reskrim Polsek Sawahan mengaku, hendak mencari pekerjaan. Dia kemudian janjian bertemu dengan suaminya yang sudah bekerja di Palembang. "Wanita ini janjian bertemu dengan suaminya di Terminal Bungurasih dan rencananya diajak bekerja di Palembang," ungkap anggota Polsek Sawahan yang tidak mau menyebutkan namanya kepada wartawan. Oktaviani lalu berangkat ke Surabaya naik bus dari Bondowoso. Dalam perjalanan sampai di Probolinggo, diajak kenalan dengan dua pria. Setelah pria tersebut turun dari bus, korban memeriksa tasnya, uang yang disimpan di dompetnya raib, diduga dicopet dua pria tadi. "Uang uang dicopet kurang lebih sekitar Rp 3 juta di dompet. HP-nya masih ada, hanya uang yang diambil pelaku," beber anggota tadi. Kemudian sampai di Terminal Bungurasih, Oktaviani bingung karena tidak punya uang. Karena rencana mau menginap sambil menunggu suaminya menjemput dari Palembang. Akhirnya menginap di musala. Saat sedang di musala itulah, datang pria asal Jember, yang mengaku bernama David. Dia setiap harinya bekerja mencari penumpang. Namun jika ada yang mencari pekerjaan ditampung di yayasan milik Lastri, di rumah Kedung Anyar, Sawahan. Selama di Kedung Anyar, Oktaviani diduga ketakutan dengan sendirinya karena mencari David tidak ada. Hendak keluar tidak diperbolehkan. Kemudian menghubungi radio swasta di Surabaya dan dibantu menghubungi Polsek Sawahan. Hingga akhirnya anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sawahan menjemput Oktaviani di rumah tersebut. Hingga kini kasusnya masih dalam penyelidikan polisi. Sementara itu, David mengaku, bertemu korban di musala sekitar pukul 23.00. Dia mengaku kepadanya jika usai kecopetan di Probolinggo. Karena tidak punya uang buat ongkos dan hendak dijemput suaminya dari Palembang. Karena kasihan David lalu menghubungi Lastri agar diperbolehkan tidur di Kedung Anyar pada Kamis (19/1) dinihari. Kemudian David mengantar Oktaviani naik taksi. Setelah itu ia kembali ke Terminal Bungurasih dan tidak tahu lagi apa yang terjadi. "Jadi tidak tahu lagi apa yang terjadi. Kenapa korban sampai menghubungi polisi, padahal saya hanya menolong dia untuk sementara sambil menunggu dijemput suaminya dari Palembang," jelas David kepada Memorandum. Terkait pemberitaan yang mengaku korban tidak diperbolehkan keluar rumah, DavidĀ  tidak tahu karena tidak tidur di Kedung Anyar mencari penumpang yang hendak naik bus. "Seharusnya berterima kasih usai di tolong dan ditampung di sana. Dia juga datang tidak mencari pekerjaan dan hanya minta tolong kepada saya usai kejadian yang dialaminya (kecopetan)," ujarnya. Selain itu, kata David, Oktaviani juga tidak dipungut biaya selama menginap. Sebenarnya ia yang dirugikan. Tidak benar jika adanya penyekapan. "Penampungan milik Bu Lastri merupakan yayasan dan resmi ada izinnya tidak mungkin adanya penyekapan yang sesuai diberita itu," tandas David. Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Sawahan Iptu Hafis Mokoginta mengatakan, hingga kini masih mendalami kebenarannya. Antara lain dengan memeriksa pemilik rumah, David, dan korban. "Masih dalam selidiki dengan memeriksa kebenarannya. Pemilik rumah, yang mengantar (David), dan korban. Nanti akan kami update lagi perkembangannya," kata Hafis. (rio)

Sumber: