Anak yang Muncul di Tengah Kebahagiaan Keluarga (3-habis)

Anak yang Muncul di Tengah Kebahagiaan Keluarga (3-habis)

Seolah tidak bisa dihindari, suatu saat Reza dan Sulastri terjerembab dalam noda kenikmatan. Mereka merangkai keindahan dosa. Ambyar. Hilanglah mahkota sang gadis. Ternyata hubungan intim yang hanya dilakukan sekali itu membuahkan hasil. Celakanya, fakta itu suatu saat diketahui suami Sulastri yang menikahinya empat bulan setelah kejadian tersebut. “Kabarnya suami Sulastri curiga karena perut perempuan itu sudah buncit padahal pernikahan baru berjalan beberapa saat,” kata Reza. Sulastri sendiri tidak bisa mengelak tuduhan suaminya soal kehamilannya. Maka, diceraikanlah Sulastri. Usia perkawinan mereka hanya 1,5 bulan. Sejak itu Sulastri memutuskan hidup sendiri membesarkan buah hatinya vs Reza. Tanpa suami, hingga meninggal. Setelah itu tidak ada komunikasi intensif di antara mereka. “Saya seolah dilupakan karena sibuk dengan keluarga saya (bersama Endah, red).” Kata Reza. “Cuma sekali Sulastri menghubungiku. Waktu itu dia bertanya kapan aku main ke rumah. Ketika kujawab mungkin suatu saat bersama istri, karena waktu itu masih pengantin baru, Sulastri tiba-tiba menutup sambungan telepon.” Setelah itu Sulastri tidak pernah lagi menghubunginya. Jadi, selama ini Reza tidak tahu bahwa Sulastri hamil atas perbuatannya dan melahirkan Meli. Tampaknya Sulastri sengaja tidak lagi menghubungi Reza setelah tahu lelaki itu sudah menikah. Dia takut merusak rumah tangga Reza. Diakui Reza, sejak kedatangan Meli ke rumah, dia jadi sangat pemurung. Tidak ada yang dia kerjakan sepulang dari bekerja. Dia hanya tiduran di kamar atau duduk berlama-lama di teras depan atau belakang rumah. Menurut Reza, sebenarnya Endah sudah tidak mempermasalahkan soal ini. Ia bahkan sering mengajaknya bercanda. Reza sendiri yang belum bisa 100 persen melupakan hal ini. Sampai suatu saat, Endah berkata begini, “Ajak saja Meli kemari.” Mendengar itu, baru Reza memberikan respons positif. Dia berani menatap wajah Endah, walau dengan ragu. “Kalau memang benar dia anak Bapak, buat apa Bapak ragu-ragu menerimanya? Toh kita selama ini belum dikaruniai anak.” Ucapan itu, tampaknya, mampu mengembalikan kepercayaan diri Reza. Pasutri paruh baya ini lantas menuju alamat yang tertulis di surat yang dibawa Meli. Ternyata itu rumah yang ditinggali Meli dengan almarhumah ibunya. “Dari Meli, kami baru tahu ternyata kakek-neneknya sudah lama mendahului ibunya. Kami pun berembug untuk mengajak Meli bersama kami,” kata Reza. Ditambahkan, dia ingin berkonsultasi dengan petugas pengadilan agama (PA) agar Meli bisa menjadi anggota keluarga secara sah. “Kami sedang menunggu panggilan petugas,” kata Reza di ruang tunggu PA Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Tak lama kemudian muncul perempuan paruh baya bersama gadis yang amat cantik. (jos, habis)

Sumber: