Diapresiasi Banyak Pihak, Puspakopi Unitomo Wujudkan Dialog Kebangsaan sebagai Booster Nasionalisme

Diapresiasi Banyak Pihak, Puspakopi Unitomo Wujudkan Dialog Kebangsaan sebagai Booster Nasionalisme

Surabaya, memorandum.co.id - Pusat Studi Pancasila Konstitusi dan Peradaban Indonesia (Puspakopi) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Gerakan Peradaban Indonesia (GPI) serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk Pancasila sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa, Sabtu (14/1/2023) Bertempat di Gedung Negara Grahadi Surabaya, kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor Unitomo Siti Marwiyah. Dalam sambutannya, rektor perempuan pertama Unitomo ini mengatakan apresiasinya atas dukungan yang diberikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hingga terselenggaranya kegiatan ini. "Benar-benar bangga, Kampus Kebangsaan dan Kerakyatan Unitomo bisa mendukung salah satu rangkaian sumpah peradaban yang akan diselenggarakan ke depan. Kita berharap, kegiatan ini bisa menginisiasi kalangan akademisi lain untuk selalu konsen dengan peradaban Indonesia, serta mampu menjadi booster nasionalisme," ujarnya. Senada dengan Rektor Unitomo, Ketua Umum GPI H Achmad  Zaini mengatakan, dialog kebangsaan ini sebagai salah satu rangkaian dari pelaksanaan Sumpah Peradaban yang rencananya digelar di Tugu Pahlawan pada pertengahan tahun ini. “Pemerintah dan para tokoh agama serta budayawan sangat setuju dengan kegiatan Sumpah Peradaban nanti. Bahkan Pak Mahfud MD sudah berkoordinasi Presiden Joko Widodo untuk bisa hadir menyaksikan Sumpah Peradaban tersebut," jelasnya. Ditemui di sela kegiatan, Ketua Puspakopi Vieta Imelda Cornelis menyampaikan, dalam kegiatan Dialog Kebangsaan di Grahadi, beberapa tokoh nasional hadir sebagai pembicara. "Seperti harapan Bu Rektor, Dialog Kebangsaan ini bisa menjadi booster nasionalisme, dan ke depan bisa konsisten untuk konsen dan peduli soal toleransi, peradaban, dan nasionalisme bangsa ini, dan yang paling penting, tokoh-tokoh yang hadir sangat kompeten sekaligus memiliki peranan penting di Indonesia," kata Vieta. Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terima kasih atas sinergi yang harmoni dari kalangan akademisi, budayawan, hingga tokoh agama, serta dipilihnya Grahadi untuk membangun dialog kebangsaan yang sangat penting. "Bagaimana kita melihat Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Dengan bersatu, saya rasa seluruh sektor akan tergerak dengan produktif dan lebih signifikan sekali," tandas mantan Menteri Sosial ini. Dalam situasi ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan, Indonesia harus kembali ke Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Jangan sampai warga bangsa saling mencari selamat sendiri-sendiri berdasar ikatan primordial masing-masing dan ingin saling mendominasi. "Itu berbahaya sekali, maka dari itulah perlunya kita bicara mengingatkan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa,” tegasnya. Di sisi lain, hadir khusus sebagai narasumber pada diskusi panel Dialog Kebangsaan yakni, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dia menegaskan, dalam Pancasila terkandung Bhineka Tunggal Ika yang dijamin oleh konstitusi. "Untuk itu, ketika ada masalah perlu diingat bahwa sesama anak bangsa, harus saling menghargai karena kemajemukan itu sudah luluh dalam kebhinekaan," tuturnya. Dirinya mengingatkan bahwa tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia di masa depan sangat luar biasa. Sehingga, diperlukan pemimpin sekaligus generasi di masa depan agar bisa menatap tegas ke depan, tanpa menoleh ke belakang. "Harapan saya jangan hanya mengatakan Bhineka Tunggal Ika adalah lambang negara, tetapi harus kita aplikasikan menjadi strategi integrasi bangsa. Itulah pilihan kita untuk berbangsa dan bernegara," tegasnya. Selain Sri Sultan HB X, hadir sebagai narasumber dalam diskusi panel Dialog Kebangsaan ini yakni, Dr KH Wahid Maktub dan tokoh agama wilayah Madura KH Zawawi Imron. (bin)

Sumber: