PWI Jombang Tetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Rakyat

PWI Jombang Tetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Rakyat

Jombang, Memorandum.co.id - Haul ke-13 Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jombang bersama Forum Komunikasi Masyarakat Jombang (FKMJ) dan perwakilan lintas agama dan budaya, Minggu (18/12/2022). Haul Gus Dur dilaksanakan dengan penuh khidmat di halaman Kantor PWI Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini, mengambil tema "Belajar Kepada Gus Dur". Dimana sosok Gus Dur telah meninggalkan berbagai pelajaran bagu masyarakat Indonesia tentang beragama dan bernegara. Dalam kesempatan ini, PWI Jombang bersama FKMJ dan lintas agama dan budaya, memberikan gelar kepada Gus Dur, yaitu sebagai Pahlawan Rakyat. Selain itu, juga mendesak kepada Pemkab Jombang agar pada bulan Desember sebagai bulan Gus Dur. Ada tujuh sifat yang dapat diteladani dari Gus Dur, yakni Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Pembebasan, Kesederhanaan, dan Persaudaraan. Ketua Panitia Pelaksana PWI Jombang, Yusuf Wibisono mengatakan, berdasar pengalaman pribadinya, Gus Dur sangat dekat sekali dengan wartawan di Jombang. Dengan segala keunikan dan karomahnya, Gus Dur selalu menjadi inspirasi bagi para jurnalis. "Tulisan beliau sangat menginspirasi bagi kami. Gus Dur kuat dengan literasinya. Gus Dur jurnalisnya jurnalis," katanya, Minggu (18/12/2022). Menurut Yusuf, tak bisa dipungkiri bahwa Gus Dur merupakan salah satu jurnalis yang patut menjadi tauladan. Sejak dilengserkan dari Presiden RI, Gus Dur aktif menulis opini di majalah Tempo. "Beliau aktif menulis di Majalah Tempo pada waktu itu. Tulisannya sangat tajam dan kritis," ujarnya. Yusuf menandaskan, pahlawan dalam konteks kekinian bukan lagi memanggul senjata, akan tetapi memerangi hal-hal yang bersifat tirani dan kurang manusiawi. Gus Dur sangat signifikan bagi pengembangan kehidupan demokrasi di Indonesia. Wawasan kebangsaannya sangat bagus, inklusif dalam hal pemikiran, serta menghargai perbedaan. "Gus Dur semasa hidup dikenal sebagai tokoh perdamaian, bahkan pembela kelompok minoritas," tandasnya. Yusuf menegaskan, maka pada momen ini PWI Jombang bersama masyarakat lintas agama dan budaya di Jombang, menetapkan Gus Dur sebagai Pahlawan Rakyat. PWI Jombang juga mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang agar bulan Desember sebagai 'Bulan Gus Dur'. "Keteladanan dan perjuangan Gus Dur tak perlu diragukan lagi," tegasnya. "Kalau Pahlawan Nasional itu urusan pemerintah pusat, dan semoga disegerakan," tukasnya. Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Jombang (FKMJ), H. Suudi Yatmo menerangkan, ia mengibaratkan bahwa Gus Dur itu orang aneh. Waktu sakit dan dirawat di rumah sakit Surabaya, masih saja bisa bercanda, menganggap dirinya sehat dan tidak sakit hingga minta pulang ke Tebuireng. "Ini kan aneh. Padahal secara medis beliau ini sakit," terangnya. Suudi membeberkan, dari sekian banyaknya keanehan yang dimiliki, Gus Dur selalu menyimpan karomah yang dapat diambil hikmahnya. Tak heran jika banyak orang yang menganggap Gus Dur Wali ke-10 di Indonesia. Keteladan yang pernah dilakukan Gus Dur untuk menyatukan bangsa, patut dipertahankan dan disebarluaskan kepada generasi muda saat ini. "Semoga kegiatan ini bukan akhir. Bagaimana kita bisa meneladani Gus Dur dan meneruskan kepada generasi muda saat ini," pungkasnya. (yus/gus)

Sumber: