Suami Dipindah Tugas ke Kota Kecil Pantai Selatan (3)

Suami Dipindah Tugas ke Kota Kecil Pantai Selatan (3)

Dengan alasan kesibukan yang semakin padat, Indra minta izin pulang ke Surabaya tidak lagi seminggu sekali, melainkan dua minggu sekali atau sebulan sekali. Meyti pasrah. Ia berusaha menerima alasan Indra agar tetap menunggu di rumah sampai habis masa tugas sang suami di Pacitan. Meyti hanya berjarap mudah-mudahan itu tidak akan lama. Kesediaan Meyti untuk tetap tinggal di Surabaya ternyata tidak sia-sia. Ia diangkat jadi wakil kepala sekolah. Dedikasi dan etos kerjanya yang maksimal mendapat apresiasi positif dari yayasan yang mengelola sekolah tempat Meyti mengajar. Meyti makin tenggelam dalam kesibukan. Dia melupakan keinginan menyusul Indra tinggal di Pacitan. Meyti juga tidak lagi sering mengeluh kepada Lindri soal Indra yang tidak lagi hot saat pulang. “Aku turut bahagia melihat rumah tangga Mbak Meyti yang harmonis, meski keluargaku sendiri hancur berantakan. Berkeping-keping. Aku bersyukur Mbak Meyti tidak mengalamai kehancuran rumah tangga seperti aku,” kata Lindri. Lindri mengaku masih bisa bersyukur meski harus berpisah dengan sang suami. Sebab, mereka belum dikaruniai momongan. Jadi, dia bisa bebas beraktivitas apa pun tanpa merasa tergandoli keberadaan anak. “Beda dengan Mbak Meyti dan Mas Indra yang sudah dikaruniai seorang anak,” kata Lindri sambil melirik Meyti yang lelap di pangkuannya. “Sekarang di mana mantan Mbak Lindri?” tanya Memorandum hati-hati. Takut menyakiti hati perempuan tegar ini. Lindri menggigit bibir. Berusaha tersenyum, tapi tampak berat. Perlahan-lahan ia lantas menjelaskan bahwa lelaki yang telah mengkhianatinya itu hidup bersama selingkuhannya. “Kabarnya dia hidup lontang-lantung dengan selingkuhannya itu. Seorang purel. Tinggal dari satu tempat kos ke tempat kos yang lain. Dia dipecat dari tempat kerjanya setelah ketahuan bosnya nyabu dengan wanita laknat itu. Untung tidak dipolisikan,” katanya. Geram. Ada nada pahit terdengar dari ungkapannya. Lindri menyatakan salut kepada kakak dan suaminya. Mereka dilihat Lindri sebagai pasangan yang serasi. Sama-sama pekerja keras. Sama-sama mencintai. Dan sama-sama menjaga hati pasangan. Lindri selalu melihat Indra memperlakukan kakaknya dengan mesra. Sejak awal menikah. Hanya akhir-akhir ini sikap itu berubah. Ada kesan lelah di mata Indra setiap memandang Meyti. “Aku meyakini itu terjadi karena Mas Indra terkuras habis energinnya di Pacitan. Posisi kerjanya yang makin menanjak menuntut keseriusan bekerja. Ditambah perjalanan Pacitan-Surabaya yang demikian jauh, wajar kalau Mas Indra kelelahan,” kata Lindri. Dibelainya rambut Meyti yang agak kusut dan kusam. (jos, bersambung)  

Sumber: