Kenangan Kenanga dari Tugas Dinas di Pedalaman Kalimantan (4)

Kenangan Kenanga dari Tugas Dinas di Pedalaman Kalimantan (4)

Selain warga lokal, mereka berasal dari banyak daerah dari seluruh Indonesia. Tapi, yang bikin Slamet kerasan adalah rumah di samping kontrakannya dihuni warga lokal dan masih tradisional banget. Di rumah tersebut ada serorang gadis cantik yang baru lepas dari masa remaja. Namanya sebut saja Kenanga. Kulitnya putih bersih. Dia asli dari Suku Dayak Ngaju. Slamet terpikat gadis itu. Dan untungnya tak bertepuk sebelah tangan, Kenanga juga menampakkan tanda-tanda ketertarikan kepada Slamet. Hubungan mereka pun jadi akrab. Sifat playboy Slamet akhirnya muncul. Dia terang-terangan memperlihatkan ketertarikan secara vulgar, meski masih mampu menjaga kesopanan dan adat ketimuran. Hanya, naluri Slamet sebagai playboy menuntun dia untuk tidak menceritakan bahwa dia sudah berkeluarga. Slamet bahkan terang-terangan berbohong dan mengaku  dirinya masih jomblo. Terutama kepada Kenanga. Slamet yang  pada masa awal kedatangannya bersemangat memajang foto-foto mesra vs istri dan anak-anaknya yang masih kecil, tak lama setelah itu mulai menurunkan foto-foto tadi dan menyimpannya di dalam kopor. Dalam hati kecil tersimpan kekhawatiran: andai tahu dirinya sudah berkeluarga, Kenanga pasti akan menjauhinya. Itu yang tidak dia kehendaki. Slamet tidak ingin kebersamaan yang tercipta ketika Kenanga sekadar bermain-main ke kotrakannya, atau sebalikya, Slamet jagongan di rumah keluarga Kenanga, hilang begitu saja. “Setiap Slamet jagongan dengan kakak, bapak, atau kakek Kenanga di rumah mereka, gadis tersebut selalu bergabung,” cerita Miko. Jangankan dekat dengan Kenanga, memandangnya saja sudah menjadi semacam vitamin penambah semangat buat Slamet. Hubungan Slamet dengan keluarga Kenanga semakin lama semakin akrab. Kenanga diberi kebebasan keluar-masuk kontrakan Slamet. Sebaliknya, Slamet juga bebas blang-blung di rumah keluarga Kenanga. Itu berlangsung enam bulan, hingga Slamet harus bersiap-siap pulang balik ke Surabaya. “Slamet merasa bersyukur sampai menjelang pulang itu, dia sanggup menahan diri untuk tidak berbuat kebablasan terhadap Kenanga meski hasrat untuk itu selalu berkecamuk di benak dia,” kata Miko. Pada malam terakhir Slamet di Kalimantan, ia mengadakan pesta kecil. Slamet mengundang keluarga Kenanga makan malam bersama. Selesai santap malam, waktu diisi dengan bernyanyi bersama. Hingga larut malam. (jos, bersambung)    

Sumber: