Tepung Sorgum Pengganti Beras, Kaya Protein Dan Rendah Karbohidrat

Tepung Sorgum Pengganti Beras, Kaya Protein Dan Rendah Karbohidrat

Lamongan, memorandum.co.id - Unit PelaksanaTeknis (UPT) Pelatihan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Jawa Timur menggandeng  Fakultas Teknologi  Pertanian  Universitas Brawijaya (UB) Malang, menggelar pelatihan pemanfaatan tepung sorgum untuk bahan makanan pengganti beras di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Hal ini didasari banyaknya potensi lahan sorgum di enam desa penyangga di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Salah satunya adalah Desa Pucakwangi, yang memiliki potensi lahan sorgum seluas 211 hektar. Produktivitas rata - rata 6,48 ton per hektar, dengan total produksi sebanyak 1.264 ton biji sorgum. Selama ini warga desa memproduksi sorgum hanya sebatas sebagai tepung, dan dijual ke industri dan pabrik pengolahan makanan. Pelatihan yang diikuti sebanyak 40 orang warga Desa Pucakwangi, Desa Patihan, Desa Karangkembang, Desa Sambangan, Desa Kuripan dan Desa Gendongkulon ini, berlangsung dari tanggal 28 - 30 November 2022, di Balai Desa Pucakwangi, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Turut hadir dalam pembukaan pelatihan, Camat Babat Johny Indrianto Firmansyah, Kepala desa Pucakwangi Bagus Cahyo Kurniawan, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Lamongan Anang Taufik dan Kepala Seksi Pengembangan Pelatihan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Doni Handoko. “Pelatihan ini menggunakan dana DAK Non Fisik Kementerian Koperasi dan UKM RI yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM, dan keterampilan pelaku UKM,” ujar Doni Handoko. Peserta pelatihan terlihat sangat antusias menyerap materi  pelatihan,  yang digawangi Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya  Malang, Dr. Dodyk Pranowo, S.TP.,M.Si beserta tim. Dalam pelatihan ini ditunjukkan bagaimana tahapan proses  produksi dan pembuatan beras analog berbahan baku tepung sorgum dengan menggunakan mesin khusus. “Beras analog sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut beras buatan atau beras yang bukan berasal dari tanaman padi,” ungkap Dr. Dodyk Pranowo. Selain pembuatan beras analog, mesin ini juga bisa memproduksi mie dengan cara mengganti cetakan sesuai dengan output yang diinginkan, produk dari tepung sorgum ini memiliki protein yang sangat tinggi dan rendah karbohidrat sehingga sangat aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Diharapkan, dengan adanya  pelatihan ini, mampu memberi wawasan dan peluang usaha produksi bahan makanan olahan berbahan tepung sorgum untuk para peserta pelatihan. Sebab peluang bisnis  ini sangat prospektif, terlebih tingkat kompetisi dan pelaku usaha  di bidang inimasih belum terlalu banyak. (iku/gus)

Sumber: