PWI Tulungagung Gelar Dialog Interaktif Gandeng Pemilih Pemula 2024
Tulungagung, memorandum.co.id - Ratusan pelajar dari SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Tulungagung mengikuti Dialog Interaktif PWI Tulungagung 2024, Rabu (23/11/2022) siang, di Aula SMK Negeri 3 Boyolangu. Para pelajar yang dihadirkan merupakan pemilih pemula. Mereka bakal turut berpartisipasi dalam pemilu dan pilkada tahun 2024 mendatang. Dialog interaktif kali ini juga menghadirkan tiga narasumber berkompeten di bidangnya. Yakni Koordinator Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Tulungagung Muchamat Amarodin, Koordinator Divisi SDM, Organisasi dan Diklat Bawaslu Tulungagung Suyitno Arman, serta Pengamat Komunikasi Sosial UIN Satu Tulungagung Elis Yusniyawati. Ketua PWI Tulungagung, Wiwieko Dharmaidiningrum dalam sambutannya menyampaikan, sasaran dialog interaktif adalah pemilih pemula, yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang. "Dialog interaktif jelang pemilu merupakan kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan oleh PWI Tulungagung. Termasuk dalam kegiatan kali ini," ujarnya. Pihaknya berharap, peserta bisa aktif berperan untuk mendapatkan informasi soal kepemiluan. Sehingga mendapatkan informasi yang luas soal kepemiluan di tahun 2024 mendatang. "Kami harapkan peserta bisa menggali informasi dan pengetahuan tentang pemilu tahun 2024 mendatang," jelasnya. Sementara Kepala Bakesbangpol Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono mengatakan, semua pihak harus mendukung dialog interaktif seperti ini. Sebab dengan adanya dialog, diharapkan peserta bisa mendapatkan pengetahuan politik soal kepemiluan. "Kami berharap, dialog interaktif ini bisa memberikan wawasan kepada pemilih pemula, sehingga bisa mendapatkan pengetahuan politik dalam pemilu," tuturnya. Bambang Triono ingin, pemilih pemula bisa menjadi generasi yang tidak gampang terhasut berita hoax, serta generasi yang tidak menjadi bagian dari politik uang dan lain-lain. Di tempat sama, Muchamat Amarodin meminta pemilih pemula dapat memahami hak pilihnya pada pemilu 2024 mendatang. Selain itu, lanjut Amarodin, pemilih pemula juga harus menjadi generasi yang bersih, tidak mudah terhasut hoaks, dan tidak menjadi bagian dari politik uang. Pihaknya juga berharap pemilih pemula aktif dalam pelaksanaan pemilu. Itu mengingat selama di sekolah juga sudah ada sistem pemilihan umum, seperti pemilihan OSIS dan ketua kelas. "Kami berharap pemilih pemula bisa aktif mengikuti pelaksanaan pemilu, bisa menjadi penyelenggara tingkat TPS maupun desa ketika sudah cukup umur. Minimal ikut menggunakan hak suaranya saja sudah jadi bagian dari keikutsertaan dalam pemilu," pungkasnya. (fir/mad)
Sumber: