Beristrikan Perempuan Pemuja Dukun Milenial (3)

Beristrikan Perempuan Pemuja Dukun Milenial (3)

Tarkam mencoba membuka percakapan dengan istrinya. Ingin tahu apa yang  terjadi. Namun, Mersi tak mau terbuka. Ia hanya mengatakan masalah yang mereka hadapi bakal tuntas. “Sudah. Masalah kita akan selesai dengan tuntas,” kata Mersi seperti ditirukan Tarkam. Mantab dan penuh harapan! Lho, apanya yang sudah? Apanya pula yang bakal selesai dengan tuntas? “Aku sudah menemukan jalan keluar. Ada temanku yang punya masalah sama dengan kita. Akhirna dia bisa hamil dan memiliki anak!” kata Mersi tandas, seperti ditirukan Tarkam. Ooo… Mersi dengan bersemangat lantas menceritakan kawan yang dimaksud. Katanya, teman tadi, sebut saja Nia, sudah delapan tahun berumah tangga namun belum juga dikaruniai momongan. Setelah berusaha ke sana-kemari tidak menemukan hasil, dia dipertemukan dengan wong pinter asal Kediri oleh seorang teman. Masyarakat memanggilnya Mbah Dugo. Dia dikenal sebagai dukun yang mampu mengubah perempuan mandul menjadi subur. Mampu membuat wanita yang sulit hamil menjadi wanita yang tuldi. Ditutul dadi. Ditutul dadi. Mersi percaya kepada Nia karena temannya itu mengaku mengalaminya sendiri. “Nia ngotot minta diantar ke rumah dukun tadi di Kediri. Aku sudah meyakinkan Mersi agar tidak percaya kepada dukun, tapi dia ngotot,” kata Tarkam. Kengototan Mersi diwujudkan dengan tidak mau melayani Tarkam bila keinginan diantar ke Kediri tidak dituruti. Mersi bahkan tidak mau mandi, tidak mau masak, dan tidak mau beraktivitas yang lain. Rumah jadi kotor karena tidak pernah disapu dan dipel. Tarkam sering kelaparan karena Mersi tidak pernah masak. Mersi memenuhi kebutuhannya sendiri dengan membeli nasi bungkus di warung ujung gang. Tarkam akhirnya menyerah. Dengan berat hati dia mengantarkan Mersi ke Kediri. Rumah Mbah Dugo ternyata berada di desa terpencil lereng Gunung Wilis. “Orangnya ternyata masih muda. Sekitar 35 tahunan. Wajahnya bersih dan ganteng. Matanya tajam dan menyelidik seperti bergerilya. Jujur aku agak takut ketika pertama bertemu,” kata Tarkam. Setelah ditemui sejenak, Mersi diminta kembali lagi hari Kamis Wage. Pertemuan itu tak lebih dari 15 menit. Mersi dibawa masuk ruang praktik, sedangkan Tarkam disuruh menunggu di teras. Sepulang dari rumah Mbah Dugo, Tarkam kembali mengingatkan Mersi supaya mengurungkan niatnya meminta tolong sang dukun. Tapi nggak direken. Dari nada bicaranya, sangat kelihatan bahwa Mersi malah semakin yakin terhadap Mbah Dugo. (jos, bersambung)  

Sumber: