Keragaman Nusantara Terangkum dalam Sedekah Bumi Desa Bringkang

Keragaman Nusantara Terangkum dalam Sedekah Bumi Desa Bringkang

Surabaya, memorandum.co.id- Bhineka Tunggal Ika menjadi tema karnaval sedekah bumi Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik, Minggu (30/10/2022) pagi. Ribuan warga memakai baju adat Nusantara di acara yang digelar tahunan ini. Mengambil start di Kampung Tengah dan finish di Balai Desa Bringkang, acara berlangsung meriah.   RT/RW 1 Gang Menteng misalnya. Dikomandoi Ketua RW Pujiono, warga memakai baju adat Bali plus. Para laki-laki mengenakan ikat kepala dan sarung kotak-kotak Hitam-Putih. Sedangkan para wanta mengenaikan baju adat Bali.   Warga setempat juga membuat replika Barong yang biasa ditampilkan dalam seni tarian di Pulau Dewata. Tidak ketinggalan, warga juga membuat replika cabe merah raksasa. Juga tumpang yang dihias dengan hasil bumi. Antara lain, sayur-mayur dan buah.   Replika cabe yang dibuat dari bambu dan plastik kresek sengaja dibuat karena warga Gang Menteng kebanyakan menanam komoditi yang harganya tengah naik itu. “Kami sempat bingung mau membuat replika apa. Namun akhirnya kami sepakat membuat cabe raksasa,” ungkap Ketua RW Pujiono.   Sementara dalam karnaval, Pujiono mengenakan busana tradional Jawa lengkap dengan beskap. Sementara Ketua RT mengenakan baju pernikahan adat Jawa lengkap dengan delmannya. Sementara warga RW 2 mengenakan baju adat Papua. Dengan iringan lagu yang tengah viral di Tik-Tok dan Instagram warga kompak berjoget sepanjang jalan.  Tidak ketinggalan kesenian jaranan dan Reog Ponorogo juga ditampilkan oleh warga Desa Bringkang.   Sebelumnya, barisan paling depan diisi oleh Kepala Desa Bringkang, Khusnul Hadi beserta istri menaiki Jeep Willys. Dikawal oleh Kepala Dusun Suparman menunggang kuda. Kemudian disusul Carik atau Sekretaris Desa (Sekdes) Hendra Tri Budi Santoso dan istri.   Ketua Panitia sedekah bumi Hendra Tri Budi Santoso mengatakan, acara hari ini adalah buah dari rapat desa sebelumnya. “Warga menginginkan ada arak-arakan karnaval. Jadi kenapa tidak. Ide yang bagus karena desa kami berada di lokasi yang strategis,” ungkap Hendra. Karnaval kemarin menurut Hendra, selain rangkaian acara sedekah bumi atau bersih desa juga bagian dari mengangkat perekonomian desa. Sebab, warga yang kebetulan juga berjualan dalam hal ini UMKM bisa ikut terangkat secara ekonomi.   “Malamnya kami gelar campursari dan pertunjukan wayang. Kesenian wayang dipilih karena juga bagian dari tradisi turun-temurun. Sejak lama ketika sedekah bumi, warga Bringkang selalu nanggap wayang,” ungkap lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) ini. (ono)  

Sumber: