Perjuangan Mencari Perempun Polos dam Cantik Alami (3)

Perjuangan Mencari Perempun Polos dam Cantik Alami (3)

Burhan mengaku akhirnya bertemu dengan perempuan idamannya. Bahkan sempat dekat dengannya. Tapi hanya sesaaat. “Sesaat?” Burhan mengangguk. Keceriaan yang tadi melingkupi suasana ceria ngopi siang itu  tiba-tiba meredup oleh ekspresi wajah Burhan. “Ya. Hanya sesaat. Tapi sebelum itu saya sempat menikmati kecantikannya selama beberapa kali pertemuan.” “Cuma sesaat dan beberapa kali pertemuan? Maaf-maaf, saya bingung,” kata Memorandum, yang kali ini benar-benar super bingung. Hubungan apa yang sebenarnya terjadi antara Burhan dan istrinya, sebut saja Nany. Win yang sedari tadi sibuk dengan makanan dan minuman di depannya segera menyahut, “Ceritanya agak panjang.” Kata dia, karena sampai usia 30, Burhan belum juga menemukan pasangan, orang tua akhirnya turun tangan. Burhan dijodohkan dengan gadis dari kalangan keraton. Satu per satu mereka didatangkan ke rumah. Diundang dalam jamuan makan malam, Burhan dipertemukan gadis-gadis tadi. Untuk itu, Burhan harus bolak-balik Surabaya-Solo. Sangat sering. Sebanyak jumlah calon yang diajukan orang tua. “Sudah lebih dari 20 orang dan tidak ada satu pun yang cocok,” sela Burhan. Walau begitu, orang tua Burhan tidak berputus asa. Masih selalu saja ada gadis yang diundang makan malam dan harus dipilih Burhan. Total sudah lebih dari 30 gadis. “Dan belum ada yang cocok,” imbuh Burhan, yang menambahkan bahwa hatinya mulai galau. Dia risau karena tidak tega melihat orang ruanya harus berjuang tanpa lelah untuk menemukan jodoh baginya. Sampai kapan? Sebab, faktanya memang belum ada satu pun yang nyanthol di hati. Bahkan sampai melewati usia 35 tahun, Burhan belum menemukan seorang pun perempuan yang sesuai dengan hatinya. “Ini pilihan untuk seumur hidup. Aku tidak mau main-main dan gagal di tengah jalan. Lebih baik tidak sama sekali daripada iya tapi pada akhirnya tidak,” kata Burhan. Tegas. Tapi, prinsip Burhan akhirnya dipatahkan keluhan ibundanya. “Ibu dan Rama sudah tua, Le (panggilan ibu-bapak Burhan untuk anak tunggalnya ini, red). Kalau kowe tidak segera menikah, aku khawatir kami segera kapundut. “ Burhan minta kesempatan tiga kali lagi. Andai di antara tiga gadis yang bakal diajukan ayah-ibunya tidak ada yang cocok lagi. Burhan pasrah. Ia berjanji menerima siapa pun pilihan mereka. Ternyata tetap belum ada yang dipilih satu di antara tiga gadis alternatif terakhir. Burhan menyerah. Dia patah arang dan meminta ibundanya memilihkan. Gadis itu, apa pun kondisinya, bakal dijadikan istri. (jos, bersambung)    

Sumber: