Federasi KontraS Soroti Data Korban Tragedi Kanjuruhan yang Simpang Siur
Malang, memorandum.co.id - Federasi Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai distribusi informasi terkait tragedi Kanjuruhan, masih buruk. Banyak pejabat menyampaikan jumlah korban, namun tidak ada verifikasi. “Ada gap yang cukup besar. Antara klaim informasi dari teman teman di lapangan atau juga yang masuk ke kantor kami dengan yang dirilis oleh pemerintah,” terang Andi Irfan, Federasi KontraS, saat menyampaikan temuan-temuan tim pemantauan dan investigasi, Senin (3/10/2022). Ia menambahkan dari informasi pemerintah atau pihak kepolisian menyampaikan jumlah korban meninggal 125 orang. Namun, timnya menyakini ada sekitar 200 orang bahkan lebih. “Saya kira 200, bahkan lebih. Karena ada banyak yang belum terdata. Minimal 190 sekianlah. Itupun juga belum data final ya,” lanjutnya. Menurutnya, peristiwa terjadi di wilayah yang secara infrastruktur lengkap. Apalagi, ini adalah peristiwa kemanusiaan. Ia merasa, tidak sanggup mendengarkan curhatan dari sejumlah pihak yang masuk kepadanya. Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Komnas HAM, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan lainnya. “Satu hal yang kita desakkan adalah semua korban harus mendapatkan hak restitusi. Bukan santunan. Ya kalau satunan, menyumbang sebagai empati, ya boleh saja. Tapi tanggung jawab negara, bukan soal santunan,” tambahnya. Untuk itu, pemerintah harus rendah hati untuk melibatkan komunitas Aremania dalam mengumpulkan fakta. Tidak ada kebenaran tanpa suara korban. (edr)
Sumber: