Interaksikan Literasi dengan Kuliner, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Interaksikan Literasi dengan Kuliner, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Lamongan, memorandum.co.id - Berbicara tentang literasi, dewasa ini makna literasi tidak hanya sekedar membaca maupun menulis, namun lebih luas. Literasi bisa berupa literasi data, literasi digital, literasi humanities, juga literasi budaya. Literasi serta peningkatan indeks literasi masyarakat, dianggap sangat penting guna kemajuan dan kesejahteraan bangsa melalui upayanya dalam mewujudkan SDM yang unggul. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan pada Rabu (28/9) di Pendopo Lokatantra, melaksanakan kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk kesejahteraan Kabupaten Lamongan dengan tema 'Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional', dan sub tema 'Literasi dan Optimalisasi Potensi Kuliner dalam Mewujudkan Kesejahteraan Menuju Kejayaan Lamongan yang Berkeadilan'. Hadir dalam kegiatan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Ofy Sofiana. Beliau mengungkapkan ada 5 tingkatan literasi untuk mewujudkan SDM unggul. "Tingkatan pertama adalah baca, tulis, hitung, sains; kemudian yang kedua adalah akses kepada bacaan yang terjangkau dan bermutu; kemudian memahami apa makna tersirat dan tersurat; keempat memiliki mental yang kuat karakter yang tangguh; dan yang kelima intinya adalah memiliki kecakapan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga bisa diimplementasikan untuk menciptakan barang dan jasa," ungkap Ofy. Menanggapi pelaksanaan kegiatan PILM yang diawali dengan festival kuliner Lamongan, Ofy Sofiana mengatakan hal tersebut juga menjadi manifestasi dari interaksi perpustakaan dan kuliner. Menurut beliau hal tersebut sesuai dengan salah satu visi misi program perpustakaan yakni transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. "Hari ini kita juga menyaksikan ada festival kuliner, dan saya kira ini juga menjadi manifestasi dari perinteraksian perpustakaan dengan kuliner di Kabupaten Lamongan. Luar biasa, karena salah satu visi misi program perpustakaan yaitu transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, adalah juga membentuk potensi atau membangun potensi di wilayah untuk bisa mandiri dan sejahtera. Inilah salah satu contohnya yang berhasil diwujudkan, dan ada peran barangkali perpustakaan di dalamnya," tambah Ofy. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi selain membuka kegiatan dan menjadi narasumber menyampaikan materi terkait literasi kuliner, pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa salah satu bentuk literasi yakni literasi budaya sebagai pondasi dan identitas karakter bangsa, harus terus dikenalkan kepada generasi masa depan. Memiliki berbagai jenis budaya, salah satu kekuatan budaya Lamongan yang tidak kalah terkenal dan mendunia adalah kulinernya. "Meski kuliner Lamongan sudah dijumpai di seantero Indonesia bahkan di luar negeri, di era digitalisasi ini Pemerintah Kabupaten Lamongan akan terus menguatkan literasi di bidang kuliner kepada pelaku UMKM, agar memiliki nilai tambah dan daya saing," kata Pak Yes. Selain itu, menurut Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan Farah Damayanti Zubaidah, pemilihan sub tema kegiatan PILM ini dianggap tepat, mengingat Lamongan yang terkenal sebagai lumbung pangan nasional, penghasilan ikan budidaya perikanan dan kelautan, juga memiliki usaha kuliner yang terkenal dan sukses merambah di seluruh wilayah Nusantara. "Kesuksesan itu semua adalah juga berawal dan menjadi bagian dari kegiatan berliterasi," ujarnya. Tidak hanya itu, dilaporkan Farah bahwa indeks kegemaran membaca di Kabupaten Lamongan tahun 2021 berdasarkan hasil survei adalah 70,90 yang ini masuk dalam kategori sangat baik, sedangkan Tahun 2022 masih dalam proses survei. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pengukuhan bunda literasi Kabupaten Lamongan Anis Kartika Yes, dan bunda literasi Kecamatan se-Kabupaten Lamongan. Dalam kegiatan PILM ini dilaksanakan pula talk show dengan 5 narasumber, yakni Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki, Akademisi (Guru Besar dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya) Maftuch, Pegiat Literasi yang juga CEO Rumah Makan 212 di Jakarta Ihsan, dan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Ofy Sofiana.(*)

Sumber: