Bangun Sinergi Wujudkan Opini yang Sehat
Jakarta, Memorandum.co.id - Sinergi dengan media terus dijalin Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad). Dengan dikemas sarasehan itu diharapkan kerja sama yang baik selama ini terus dipelihara. Seperti yang dikatakan Danpusterad Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa dalam Sarasehan Pusterad Dengan Media Massa TA 2022 di Hotel Kimaya, Jakarta Barat, bahwa kebersamaan dan silaturahmi antara teritorial dan awak media terus ditingkatkan. "TNI perlu melakukan itu (kerja sama) dengan awak media. Karena peran madia massa sebagai sarana misi pembangunan nasional," ujar Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa dalam sambutannya di acara sarasehan dengan mengambil tema "Membangun Sinergitas Insan Teritorial Dengan Media Massa Guna Mewujudkan Opini Yang Sehat", Kamis (22/9). Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa menambahkan, bahwa berita media harus tersampaikan dari sumber tepercaya dan bukan yang liar. "Bukan opini dan bukan cipta kondisi tapi fakta. Sampaikan kepada publik. Sehingga masyarakat betul-betul menerima bukan karena direkayasa dan memang itu yang terjadi," tambah Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa. Sementara itu, dalam kegiatan ini juga menghadirkan tiga narasumber. Yaitu Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong, Sekjen SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Mohammad Nasir, dan Staf Ahli Bidang SDM dan Teknologi Kemenko Polhukam Mayjen TNI Burlian Sjafei Macan. Usman Kansong mengatakan, literasi informasi dan media sangat penting. Sebab di Indonesia hanya 32 persen yang memiliki 'information hygiene' yang baik. "Sehingga literasi informasi dan media juga literasi sains sebagai usaha prioritas untuk menangani disinformasi," jelasnya. Tambah Usman, tren berita hoax pada 2018-2022, lanjut Usman, modal penting bagi media adalah bagaimana menampilkan berita-berita NKRI kita, karena media ini dipercayai masyarakat. "Sarasehan yang digelar Pusterad ini sangatlah tepat dan benar. Mengingat media ini sangat dipercaya oleh masyarakat," pungkasnya. Sedangkan Sekjen SMSI Mohammad Nasir menambahkan, bahwa selaras dengan perjuangan NKRI melaksanakan kode etik jurnalistik mendukung NKRI. "Wartawan Indonesia dalam membuat berita tidak boleh diskriminatif, memecah belah, bohong, dan menjunjung tinggi kebersamaan. Dukungan pemberitaan berita-berita yang memberikan semangat," ujarnya. Tambah Nasir, di sini ketajaman wartawan melihat kondisi di lapangan. Banyak orang hebat yang bisa ditampilkan dalam bentuk profil. "Narasi-narasi yang positif dengan angle yang membela NKRI," tambahnya. Sedangkan Mayjen TNI Burlian Sjafei Macan mengatakan, bahwa permasalahan ada di SDM. "Menyelesaikan masalah itu dengan cara pandang bangsa Indonesia, diri dan lingkungan berlandaskan pancasila," singkat Mayjen TNI Burlian Sjafei Macan. (fer)
Sumber: