Bersama Cetak Juara atau Bermimpi Cetak Juara

Bersama Cetak Juara atau Bermimpi Cetak Juara

Hari ini, Jumat 9 September 2022, hari istimewa bagi insan olahraga. Hari ini persis sebagai peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas). Haornas lahir setelah muncul keputusan presiden (keppres) pada 1985, tepatnya Keppres Nomor 67 Tahun 1985 yang merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan olahraga di negeri ini. Penetapan Haornas tak lepas dari penyelenggaraan pekan olahraga nasional (PON) pertama di Surakarta, Jawa Tengah, pada 9-12 September 1948. Sebelum ditetapkan hari peringatan setiap 9 September, muncul usulan peringatan Haornas setiap 8 September. Lewat berbagai perdebatan dan diskusi serta melihat beberapa catatan sejarah, tertulis 8 September 1948 adalah hari perjalanan bendera PON I dari Jogjakarta menuju Surakarta dan baru tiba pada 9 September 1948 pukul 6.30 WIB. Kemudian bendera langsung diarak ke Stadion Sriwedari, arena penyelenggaraan PON I. Pada pukul 9.00, Presiden Soekarno secara resmi membuka PON I. Tiga puluh lima tahun kemudian, tepatnya 9 September 1983, Presiden Soeharto mencanangkan Hari Olahraga Nasional saat meresmikan purnapugar Stadion Sriwedari. Itulah sejarah! Sejarah memang penuh kenangan. Tapi tuntutan prestasi, tetap berlangsung tanpa henti. Detik berubah menit, menit berubah jam, jam berubah hari, hari berubah bulan, bulan berubah tahun, tuntutan prestasi “setinggi langit” terus bergema seiring kemajuan zaman. Tentu hal demikian makin membuat insan olahraga negeri ini kian tertantang. Terbukti, semangat itu mencuat di peringatan Haornas tahun ini yang mengangkat tema “Bersama Cetak Juara”. Tapi, rasanya melihat pola pembinaan olahraga negeri ini kok yang muncul justru pesimistis. Di berbagai multievent, monoevent yang diikuti atlet-atlet negeri ini ukiran prestasi makin tak terlihat baik-baik saja. Indonesia menutup perhelatan SEA Games 2021 di Vietnam, finis di posisi ketiga membawa pulang 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu di bawah Vietnam sebagai juara umum dan Thailand menduduki peringkat kedua. Di SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia malah berada di peringkat 4 di bawah Thailand sebagai juara umum dan Myanmar di peringkat kedua serta Vietnam duduk di peringkat ketiga. Apalagi di SEA Games 2015 Singapura, Indonesia cuma bertengger di peringkat 5 di bawah Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia masing-masing menjadi juara umum, urutan kedua, peringkat ketiga, dan posisi keempat. Begitu juga di SEA Games 2017 Malaysia, Indonesia tetap terpuruk di posisi kelima, di SEA Games 2019 di Philipina, Indonesia terjerembab di peringkat keempat. Nah, apa iya mengangkat tema “Bersama Cetak Juara” bisa terwujud untuk event-event yang diikuti atlet Indonesia di era mendatang? Rasanya kok seperti mimpi indah di siang bolong mengingat di level Asia Tenggara saja keterpurukan prestasi olahraga Indonesia masih menghantui.(*)

Sumber: