PCNU Surabaya Apresiasi Pemkot Gelar Fragmen Sejarah Laskar Santri
Surabaya, Memorandum.co.id - Ketua PC NU Surabaya, DR H Achmad Muhibbin Zuhri menyambut gembira KH Masjkur, pimpinan Lasjkar Hisboellah, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional yang bertepatan pada Hari Pahlawan (10/11). Mantan Ketua Umum PBNU ini merupakan satu dari enam tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. Ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 120 TK Tahun 2019 tanggal 8 November 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. "Alhamdullilah, pada Hari Pahlawan tahun ini bertambah keberkahan dengan ditetapkannya KH Masjkur sebagai Pahlawan Nasional," ujar Muhibbin, Minggu (10/11). Menurut dia, dalam peringatan Hari Pahlawan di Surabaya, ditampilkan fragmen sejarah peran ulama dan laskar-laskar santri dalam pertempuran 10 November 1945."Ini bisa dilihat langsung dari narasi dan teatrikal pada Parade Juang yang diselenggarakan PemkotSurabaya di Tugu Pahlawan dan Taman Bungkul, Sabtu (9/10). Juga dalam apel peringatan Hari Pahlawan di Balai Kota, Minggu (10/10)," ungkap dia. Lebih jauh, Muhibbin menuturkan, untuk kali pertama lagu mars "Syubbanul Wathan" dinyanyikan pada acara resmi Pemkot Surabaya. Lagu karangan KH Wahab Hasbullah ini dulu digunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan santri."Syairnya berbahasa Arab agar tidak dimengerti oleh Belanda maupun Nippon. Ini adalah strategi cerdik para ulama saat itu untuk mengajarkan bahwa mencintai negeri merupakan sesuatu yang inhern dari keimanan," ujar dia. Dari sinilah, lanjut dia, mudah difahami mengapa saat AFNEI yang biboncengi NICA datang ke Surabaya pada September 1945, KH Hasyim Asjari mengeluarkan fatwa jihad dan konsul-konsul ulama se-Jawa dan Madura mengeluarkan Resolusi Jihad. Inilah yang membuat resonansi perlawanan rakyat secara massif.Puncaknya adalah pertempuran 10 November. "Saya atas nama PCNU dan warga Nahdliyin se Surabaya mengapresiasi pemkot atas terselenggaranya peringatan Hari Pahlawan tahun ini. Bagi kami fragmen sejarah yang sempat hilang dari historiografi perang kemerdekaan ini adalah hal yang sangat luar biasa. Sehingga generasi sekarang dan yang akan datang memperoleh narasi utuh sejarah bangsa,"jelas Muhibbin. (dhi/udi)
Sumber: