Perempuan-Perempuan Korban Playboy Kacangan (2)

Perempuan-Perempuan Korban Playboy Kacangan (2)

Pertama Bahar mengaku perusahaannya mengelola tambang di Kalimantan. Itu saja. Kali kedua, Bahar mengatakan perusahaan itu milik bersama seorang pejabat. Bahar hanya memiliki sebagian kecil sahamnya. Itu pun hasilnya masih amat besar menurut ukuran Bahar. Ketiga, Bahar malah mengeluh. Dia mengaku perusahaan yang sebagian sahamnya dia miliki itu sedang bangkrut. Pailit. Kini dikuasai asing. Sejak itu Bahar tidak pernah menampakkan batang hidungnya. Hilang bagai ditelan bumi. Tidak hanya pergi begitu saja, Bahar membawa pula Xenia milik Ani yang dibeli sebelum pernikahan, uang tabungan di brankas, dan seluruh perhiasan Ani. ”Cerita Ani, pada awal pernikahan mereka membuat kesepakatan menyimpan semua rezeki  hanya dalam satu tabungan. Atas nama Bahar,” kata Win, yang menjelaskan kini Ani dalam kondisi depresi berat. Untuk meyakinkan Ani, Bahar menunjukkan buku tabungan berisi saldo di atas Rp 5 miliar. Juga, beberapa berkas bukti kepemilikan saham atas nama Bahar di sebuah perusahaan penambangan batubara di Kalimantan. Bahar memperlihatkan pula beberapa sertifikat rumah di beberapa kota, tapi atas nama orang lain, bukan atas namanya. Katanya, sertifikat ini adalah agunan orang yang pinjam modal kepadanya. “Sejak itu Ani rajin mentransfer gaji yang diperolehnya ke tabungan Bahar. Per bulan rata-rata Rp 25 juta. Kurang-lebih,” kata Win. Ani mengaku sempat hendak melaporkan Bahar ke polisi. Ia merasa lelaki itu telah menipunya. Tapi, rencana tadi tidak pernah direalisasikan dengan banyak pertimbangan. Salah satunya, ribet dan berbelit-belit tapi belum pasti hasilnya. “Ani hanya ingin dapat surat cerai dari pengadilan,” kata Win. Tapi sebelum upaya itu tuntas, keesokan harinya Ani memberi tahu bahwa dia menemukan HP Bahar di lubang ventilasi kamar mandi. Dalam kondisi mati. Kehabisan daya. Baterainya drop. Setelah di-­charge, didapati beberapa nama di situ. Ada beberapa nama perempuan. Sebagian mencurigakan. Ini tampak dari penulisan namanya. Antara lain: Denok Sayang, Mantan Bunga, Dian Cantik, dan tentu saja ada Istri Ani. Ketika Ani mencoba menghubungi nomor-nomor tadi, hal mengejutkan terjadi. Salah satunya saat diterima seseorang yang mengaku sebagai Bunga. “Ya, Bunga di sini. Ini dengan siapa ya?” Ketika Ani mengaku sebagai istri Bahar, kentara sekali Bunga di ujung sana terkejut, “Istri?” “Ya, saya masih tercatat sebagai istri sahnya,” sahut Ani. Tidak ada respons. Sepi berkuasa. Cukup lama. “Tapi sudah sembilan bulan ini Mas Bahar tidak pulang. Mbak Bunga kenal Mas Bahar?” sambung Ani. “Tapi… saya istrinya,” kata Bunga lirih. (jos, bersambung)    

Sumber: