Ini Penyebab Atap SDN Gentong Ambruk Hingga Seorang Guru dan Murid Tewas

Ini Penyebab Atap SDN Gentong Ambruk Hingga Seorang Guru dan Murid Tewas

Pasuruan, Memorandum.co.id - Warga Desa Gentong di Jalan KH Sepuh, Kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, dikagetkan ambruknya atap kelas di SDN Gentong, Selasa (5/11). Kejadian menggiriskan itu terjadi pada pukul 08.30, ketika para murid dan guru sedang ada kegiatan belajar mengajar di kelas. Diketahui ada 4 kelas yang atapnya ambruk. Dari musibah itu dua orang tewas yakni murid dan gurunya. Kapolres Pasuruan Kota AKBP Agus Sudaryatno langsung mendatangi lokasi pukul 10.00 dan langsung melakukan rapat koordinasi bersama jajarannya. Ia menjelaskan, atap empat kelas yang ambruk itu adalah kelas 2A, kelas 2B, kelas 5A, dan kelas 5B. Hanya saja dari empat kelas itu hanya dua yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). "Kelas untuk KBM di kelas 2A, dan kelas 2B. Untuk kelas 5 ada kegiatan olah raga di luar kelas, tapi ada murid kelas 5 yang berada di dalam kelas berjumlah 3 anak dan 1 guru," jelas Agus.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="right" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] Ditambahkan Agus, jumlah murid di kelas 2 ada 60 anak dan kelas 5 ada 67 anak. Jadi seluruh murid sebanyak 127 anak. "Dalam kejadian ini 2 orang meninggal. Satu guru pembantu dan satu murid kelas 2B,” sambung kapolres. Dua korban tewas adalah Irza Almira (8), murid kelas 2B asal Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo dan seorang guru yang saat itu berada di kelas 5A, Sevina Arsy Wijaya (19), warga Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo. Lanjut Agus, Sevina meninggal di Klinik Medika setelah sempat dirawat. Selain itu sebanyak 11 murid juga terluka dan masih dirawat di RS Soedarsono. Dalam insiden tersebut terlihat Kepala Bidang Labfor Bareskrim Polda Jatim Kombes Koesnadi bersama timnya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Mereka tiba sekitar pukul 14.00 dan langsung melakukan penyidikan di SDN Gentong. Koesnadi didampingi Kapolres Pasuruan menyampaikan, di kelas 2B ada beberapa barang bukti yang diamankan. Pihaknya juga akan melakukan uji beton dan ada beberapa angka yang sudah disimpan dan akan didalami. "Jatuhnya rangka ini memang dari kelas 2B mengarah ke selatan. Ada beberapa hal yang memang menyimpang dari kaidah-kaidah tentang beton yang ditemukan. Kita pun akan melakukan pengujian yang mendalam di forensik. Apakah sudah sesuai ataukah ada perbedaan," beber Koesnadi. Sementara itu 11 korban luka yaitu Zidan (8), Wildalmul (11), Abdul Muktim (11), Hilda Salsa (11), Alisah (7), Kina (8), Zahra Salsabilla (9), Akbar (8), Siti Rohmania (8), Aisyah (8) dan Ahmad Gerhana (8). "Penyebab runtuhnya atap bangunan ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Pasuruan Kota," tambah Kapolsek Gadingrejo, Kompol Timbul Wahono di lokasi kejadian. Kapolres menambahkan jika faktor kontruksi bangunan yang rapuh diduga menjadi penyebab ambruknya empat atap di SDN Gentong. "Kita melihat rangka bangunan tidak sesuai spesifikasi," kata Agus. Menurut Agus, dugaan tersebut berdasar saat petugas mengolah TKP sementara yang disandingkan dengan cuaca saat kejadian ambruknya bangunan tersebut. Diketahui saat kejadian pagi hari itu, di SDN Gentong tidak terjadi angin kencang atau cuaca sedang cerah. Meski kuat dugaan karena faktor konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi, tapi untuk penyebab pastinya pihak polres akan menunggu dari hasil penyelidikan Tim Labfor Polda Jatim. "Penyebab kejadian itu masih menunggu hasil dari Labfor Polda Jatim. Apalagi atap bangunan SDN Gentong direnovasi pada 2017," pungkas Agus. (rul/nov)

Sumber: