Gara-Gara Uang Belanja Berkurang Istri Selingkuh (1)

Gara-Gara Uang Belanja Berkurang Istri Selingkuh (1)

Setiap Pulang Kerja Selalu Marah-Marah

Deni bukan nama sebenarnya menitikkan air mata saat menceritakan kisah rumah tangganya yang bubar dengan istrinya, sebut saja Dewi. Gara-garanya adalah masalah nafkah. Pandemi Covid-19 membuat Deni kalang kabut dan tidak sanggup menafkahi Dewi seperti semula. Enam tahun silam, Deni menikahi Dewi. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang buah hati yang saat ini berumur lima tahun. Deni bekerja sebagai supervisor selama empat tahun di salah satu distributor onderdil motor merek ternama. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 saat ini, perusahaan tempat ia bekerja mengadakan pengurangan pegawai. "Aku salah satu pegawai yang terkena imbas dari pengurangan itu. Apa mau dikata, aku hanya bisa menerimanya dengan pasrah. Toh aku juga mendapatkan uang pesangon meskipun tak seberapa," kata Deni mengawali cerita pedihnya. Setelah keluar dari perusahaan onderdil itu, Deni berusaha mencari pekerjaan lain. Berbekal pengalamannya, Deni melamar ke sebuah perusahaan. "Selama hampir tiga bulan aku mencari pekerjaan. Tetapi jawabannya selalu sama. Saat ini mereka ramai-ramai mengurangi pegawai karena masa pandemi," ucapnya. Tidak ada pemasukan, uang pesangon Deni lama-lama makin menipis. Apalagi saat itu kebutuhan rumah tangganya mulai nak. Sebab, sejak buah hatinya lahir, Deni harus membeli pampers, susu dan lainnya. "Jujur aku sempat stres dengan keadaanku waktu itu. Semua jalan terasa buntu. Aku mulai panik sebab tabunganku menipis," ungkap Deni dengan pandangan nanar. Hari demi hari terus berjalan. Deni memutar otak untuk mencari jalan keluarĀ  demi mencari uang untuk kebutuhan rumah tangganya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi driver ojek online (ojol). "Aku kemudian mendaftar ojek online. Meskipun hasilnya tak seberapa. Aku berpikir yang penting ada pemasukkan. Aku jalani saja, sembari mencari pekerjaan," papar Deni pasrah. Setahun menjalani profesinya, Deni tetap saja belum bisa memberikan uang secara maksimal kepada Dewi. Hal tersebut membuat Dewi sering uring-uringan. "Istriku sering marah-marah karena uang belanja yang tidak cukup kata dia. Aku hanya bisa membujuk Dewi agar sabar," ungkapnya. Memasuki tahun ke enam pernikahannya, Deni melihat perbedaan dalam sikap Dewi. Ketika pulang kerja, Dewi selalu mengacuhkannya. Jangankan untuk makan, segelas air putih saja tak pernah dihidangkan kepadanya. "Setiap kutanya kenapa tak ada makanan di rumah, dia langsung marah. Katanya, mana cukup uang yang kuberikan kepadanya. Aku hanya bisa diam dan sabar," papar Deni. (jak/ono/bersambung)

Sumber: