Jatim Alami Inflasi 0,60 Persen
SURABAYA - Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,60 persen pada Desember 2018 melalui data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, yaitu dari 133,01 pada bulan November 2018 menjadi 133,81 pada bulan Desember 2018. Inflasi Jawa Timur pada Desember 2018 lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,62 persen. Inflasi Desember 2018 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada bulan Desember 2017 mengalami inflasi sebesar 0,71 persen. “Apabila dilihat trend musiman setiap bulan Desember selama sepuluh tahun terakhir (2009-2018), seluruhnya terjadi inflasi,” ujar Kepala BPS Jatim Teguh Pramono, Kamis (3/1). Inflasi bulan Desember ini biasanya dipicu oleh naiknya beberapa harga kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu, periode libur sekolah juga turut mendorong terjadinya inflasi, khususnya pada sub kelompok transportasi. Penghitungan angka inflasi di 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur selama Desember 2018, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo mencapai 0,72 persen, diikuti Malang dan Surabaya 0,65 persen, Banyuwangi 0,55 persen, Sumenep 0,51 persen, Jember 0,49 persen, Kediri 0,29 persen, dan Madiun sebesar 0,25 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 1,91 persen. "Sementara kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,10 persen akhir tahun 2018," imbuh dia. Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Jawa Timur bulan Desember 2018 ialah telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan daging ayam ras. "Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi ialah bawang putih, emas perhiasan, dan salak, " terang Teguh. (x/yok)
Sumber: