Komisi D Ajak Guru PPPK Tingkatkan Kualitas Pendidikan Surabaya

Komisi D Ajak Guru PPPK Tingkatkan Kualitas Pendidikan Surabaya

Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, memberikan pesan khusus kepada 882 guru dengan status pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Kota Pahlawan, yang telah menerima surat keputusan (SK) pengangkatan dan surat perintah tugas (SPT). Khusnul mengaku sangat bergembira, lantaran para guru PPPK yang telah dinyatakan lolos, kini sudah menerima SK pengangkatan dan SPT dari Dinas Pendidikan (dindik) Surabaya. Sebelumnya, saat menghelat reses pada Mei 2022, Khusnul menerima keluhan guru PPPK yang nasibnya tidak jelas karena belum menerima SK pengangkatan dan SPT, khususnya guru PPPK yang diterima pada tahap kedua. "Alhamdulillah SK guru PPPK tahap dua sudah diserahkan pada tanggal 30 Mei lalu. Saat ini, guru-guru PPPK sudah bekerja sesuai tempat penugasan yang telah diterima. Saya ucapkan selama dan sukses, serta selamat bertugas untuk seluruh guru PPPK. Selamat mengabdi untuk pendidikan Surabaya," ujar Khusnul, Minggu (5/6/2022). Khusnul menjelaskan, 882 guru PPPK yang menerima SK pengangkatan dan SPT itu dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama sebanyak 470 orang yang sudah menerima SK Wali Kota tentang pengangkatan PPPK, SPT dari Dispendik dan SPK Kepala BKPSDM. Sedangkan tahap kedua sebanyak 413 orang yang sudah menerima SK Wali Kota tentang Pengangkatan PPPK dan SPT dari Dispendik. Wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan ini pun memberikan pesan kepada seluruh guru PPPK tersebut, agar ikhlas bergotong royong bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya. Dengan pendidikan, menurutnya bisa meningkatkan derajat warga menjadi lebih baik. Gotong royong ini, kata Khusnul, sejalan dengan semangat hari lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni. "Inti dari Pancasila adalah gotong royong. Jika seluruh guru PPPK saling bergotong royong meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya, berarti juga telah melaksanakan Pancasila," ungkapnya. Dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di hadapan peserta Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), lanjut Khusnul, Bung Karno menyatakan gotong-royong adalah banting tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan  bersama. "Oleh karena itu, mari bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya. Dengan pendidikan, SDM Surabaya akan unggul dan mampu bersaing secara global. Sekali lagi, selamat bertugas untuk seluruh guru PPPK di Surabaya. pengabdianmu akan dicatat dalam sejarah pendidikan Surabaya," tuntasnya. (bin)

Sumber: