Cedera, Atlet Futsal Putra Ngadu kepada DPRD

Cedera, Atlet Futsal Putra Ngadu kepada DPRD

Surabaya, memorandum.co.id - Atlet asal Surabaya, Zulfikar Akhmad merasa kecewa. Tidak ada perhatian lebih dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya maupun KONI Surabaya terhadapnya  yang saat ini mengalami cedera anterior  cruciate ligament (ACL). Atlet berusia 21 tahun ini bakal memperkuat tim futsal putra dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim mewakili Kota Surabaya. Namun sayang, saat latihan bersama tim pada 13-15 Maret 2022 lalu, Zulfikar alami cedera serius hingga membuatnya kesulitan berjalan. “Kenanya waktu di latihan. Hanya dapat 300 ribu rupiah untuk biaya pengobatan,” kata Zulfikar, Jumat (3/6). Alhasil, Zulfikar terpaksa mengadu ke DPRD Surabaya. Sebab saat mengecek ke fisioterapi di salah satu rumah sakit di Surabaya, Zulfikar didiagnosa mengalami cidera anterior cruciate ligament (ACL). Dokter lantas menyarankan untuk dilakukan operasi dengan perkiraan biaya mencapai Rp 70 juta. Namun keluarga Zulfikar kesulitan untuk menanggung biaya yang tidak sedikit itu. “Setelah kejadian saya cidera, ya cuma di rumah saja nggak ngapa-ngapain. Karena nggak bisa jalan empat hari. Upaya waktu itu dikompres saja. Akhirnya lama-lama sudah lumayan bisa jalan. Baru memutuskan ke fisioterapi itu setelah 2 minggu kena. Cuma penguatan-penguatan saja supaya biar bisa jalan. Sekarang masih terasa sakit, sedikit-sedikit, sih,” ungkap warga Ngagelrejo ini. Di hadapan anggota Komisi D DPRD Surabaya Hari Santosa, Zulfikar berkeluh kesah. Berharap dapat perhatian akan nasibnya melalui suara wakil rakyat. Sebab, KONI Surabaya tak kunjung memberikan fasilitas untuk berobat. “Kalau sudah mendapat bantuan dari KONI Surabaya, lalu sembuh, saya ingin merumput lagi. Soalnya saya kan kerjanya juga di sini,” harap eks pemain Persebaya ini. Menanggapi hal ini, Hari Santosa sangat menyayangkan pemkot yang seakan acuh terhadap nasib Zulfikar. Menurutnya, dengan biaya Rp 300 ribu itu tak cukup untuk menanggung. Sewajarnya ada perhatian lebih terhadap Zulfikar. Karena itu, politisi NasDem ini mendorong agar Pemkot Surabaya, sekaligus KONI Surabaya, memberikan perhatian yang serius terhadap Zulfikar. “Dengan kejadian seperti ini, apakah Pemerintah Kota Surabaya, dalam hal ini KONI Surabaya juga, masa tidak ikut memikirkan nasib yang dialami Zulfikar?" cetusnya. Hari menjelaskan, Zulfikar termasuk atlet berprestasi. Dia dipilih Asosiasi Futsal Kota Surabaya, yang masih dalam naungan KONI Surabaya untuk dapat berlaga dalam ajang Porprov Jatim. "Zulfikar hanya diberi 300 ribu rupiah oleh KONI Surabaya, bahasanya untuk pijat. Itu tidak lah cukup,” tandas Hari. “Saya pikir ini bukan kesalahan yang disengaja oleh Zulfikar. Ini suatu kecelakaan. Makanya, kita sama-sama menuntut pemkot melalui KONI Surabaya supaya bisa meringankan beban. Sudah beban cidera, jangan sampai dikasih beban mental lagi untuk kesembuhan ini," sambungnya. Hari memastikan akan melakukan komunikasi kepada KONI Surabaya. Kalau masih tak mendapat respons positif, pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat atau hearing untuk membicarakan masalah tersebut di ruang rapat Komisi D DPRD Surabaya. Dia tak ingin, ke depan hal ini berbuntut pada nasib atlet berprestasi yang lain. Yang bisa saja membuat orang tua ragu saat memiliki anak berprestasi, namun tak ada tanggungjawab dari pemerintah untuk keselamatan putra-putrinya. “Tujuan kami adalah menghargai pemuda yang berprestasi yang saat ini mengalami cidera. Demikian cideranya bukan karena main-main, tapi saat latihan. Yang jelas, kami nanti akan kontak Ketua KONI Surabaya, kalau tidak bisa, ya ini sebagai laporan komisi D, yang nantinya kami akan undang KONI Surabaya untuk membicarakan masalah ini,” tuntas Hari. (bin)

Sumber: