Izin Drag Race di GBT Dipersulit, Wawali Marahi Kadisbudporapar

Izin Drag Race di GBT Dipersulit, Wawali Marahi Kadisbudporapar

Surabaya, memorandum.co.id - Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jatim melayangkan kekecewaannya terhadap Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (disbudporapar) Surabaya. Pasalnya, salah satu anggota klub IMI Jatim, dipersulit saat mengurus izin penggunaan sirkuit di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Padahal pihaknya akan menggelar even kejuaraan nasional (kejurnas) drag race. Sayangnya, sejak mengajukan izin pada 13 Januari 2022, sampai kini tak direspons dengan baik oleh dinas terkait. “Saya mendapat aduan dari klub motor bahwa proses perizinan kejurnas dipersulit, tidak diberikan izin oleh kepala dinas maupun kepala bidangnya. Kalau seperti ini, lebih baik GBT dijadikan sebagai lahan parkir, tidak perlu sebagai sirkuit,” ucap Bambang Haribowo, ketua IMI Jatim, Jumat (20/5). Selain itu, Bambang juga menyayangkan sikap Kepala Disbudporapar Wiwiek Widyawati yang acuh. Bambang mengaku sulit menemui dan menghubungi kadis perempuan itu. Tak pelak, dia lantas menumpahkan rasa kekecewaannya di hadapan Wakil Wali (wawali) Kota Surabaya Armuji. “Memang, kepala dinas itu sulit ditemui dan dihubungi, karena itu saya menghadap Pak Wawali Armuji untuk wadul. Kita harap, Bu Kadis jangan lah mempersulit teman-teman klub dan pembalap-pembalap Surabaya maupun yang ada Jatim. Jadi kita minta segera diproses even kejurnas ini, diberikan izin atau surat penolakan, kalau tidak direspons maka seluruh even yang akan diselenggarakan di GBT tidak akan saya rekom,” tandas Bambang. Menanggapi keluhan itu, Wawali Armuji memasang ekspresi marah. Dia juga tampak kesal. Diakuinya, keluhan semacam itu bukan kali ini saja terjadi. Melainkan sudah berkali-kali diterimanya. Armuji lantas meminta Kadisbudporapar Wiwiek Widyawati agar memimpin dengan benar. “Dispora maneh, dispora maneh. Yoopo bolak-balik awakdewe iki kepotokan, buk, buk. Kepala dinas yang jelas, lah. Jadi jangan menganaktirikan (balap motor) dengan cabor-cabor yang lainnya,” ucap Cak Ji, sapaan lekat Armuji. Cak Ji menjelaskan, cabor balap roda dua maupun roda empat merupakan olahraga prestasi yang memiliki induk organisasi. Karenanya, dia meminta dinas terkait tidak mempersulit dan jangan menambah suatu permasalahan. Dia pun mewanti-wanti agar kadisbudporapar untuk bekerja dengan benar. “Makanya jadi kepala dinas itu harus transparan, jangan kucing-kucingan. Digoleki angel, diundang gak teko. Ini tentunya menjadi perhatian sampeyan, kepala dinas pariwisata yang baru. Ini keluhan bukan pertama kali, namun sudah berulang kali masuk ke Rumah Aspirasi. Wong sampeyan (kadisbudporapar) tidak membiayai GBT, tidak ikut membangun sirkuit, itu menggunakan uang APBD, uang rakyat, maka ya harus pro rakyat. Jangan seperti itu, saya minta perhatikan ini kepala dinas,” tegasnya. Sementara itu, Kadisbudporapar Wiwiek Widyawati saat ditemui secara langsung oleh memorandum.co.id enggan memberikan komentar terkait masalah tersebut. Justru yang memberikan respons Irvan Widyanto selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, yang pada saat itu berada di samping Wiwiek. Mereka tengah menunggu jemputan mobil di halaman parkir DPRD Surabaya. “Kita no comment dulu,” tandas Irvan, mantan Kepala BPBD Surabaya. (bin)

Sumber: