Ketika CLBK Berujung Nestapa (2)

Ketika CLBK Berujung Nestapa (2)

Ibu Mertua Cuek dan Bersikap Sok-sokan

Lastri mendekati mertua Rima yang duduk di teras belakang. Minta tolong besannya itu, sapa saja Nining, menjaga cucu mereka yang sakit dan terbaring di kamar   Tidak diduga, jawaban Nining terkesan amat cuek. “Maaf. Aku masih sibuk,” katanya sambil nguthek HP-nya dan tertawa-tawa. Lastri yang hendak BAB sampai hilang mulesnya mendengar jawaban sang besan. Kok gitu? Walau begitu, Lastri mencoba mengerti mengapa Nining berbuat demikian. Sambil duduk di samping cucunya yang terbaring lemas dan sesekali mengeluh, Lastri memperhatikan apa yang dilakukan Nining. Ternyata perempuan yang rambutnya dicat cokelat itu tidak beraktivitas apa pun selain cekikak-cekikik sambil tangannya sibuk menceti tuts-tuts HP. Lastri cuma bisa geleng-geleng. Sorenya, begitu Rima pulang, Lastri menggeretnya masuk kamar. “Sudah berapa lama mertuamu seperti itu?” “Seperti itu gimana?” “Orang sudah tua kok tidak bisa nuwani. Keblinger. Sudah berapa lama?” Rima diam. Dia teringat, dulu, pada awal tinggal di rumah tinggalan suami pertamanya itu, Nining sudah menunjukkan sikap menyebalkan. Serba sok-sokan dan suka semau sendiri. “Kok kamu tidak pernah bercerita kepada Ibu?” tanya Lastri. “Nggak enak Bu. Beliau (mertua, red) kan sudah sepuh.” Suatu saat Lastri melihat kejanggalan lain. Rima tak lagi memakai cincin kawin dengan suami pertamanya. Ketika ditanyakan, Rima mengatakan cincin itu disimpan di laci dalam kamar. Namun saat Lastri mengatakan ingin melihat cincin tersebut, Rima beralasan kunci lacinya masih ketlisut entah di mana. Jawaban ini ditangkap Lastri sebagai alasan karena dia melihat ada kegugupan di wajah anaknya. Lastri terus mendesak hingga Rima akhirnya mengaku bahwa cincin tersebut sudah dijual. Ia sebenarnya pernah menolak saat dipaksa Gondo menjual cincin kawin itu. Alasan Gondo, yang didukung ibunya, kalau Rima tidak mau menjual cincin itu, berarti Rima tidak mencintai Gondo. Cintanya masih melekat pada suami pertama. Rima, yang diaku memang masih mencintai suami pertama, tak bisa berkutik. Toh faktanya dia sekarang adalah istri Gondo. Rima akhirnya menyerah. Menjual cincin kenangan itu. Rima diantar Gondo dan Nining ke toko emas di BG Junction. Ternyata cincin itu tidak dijual, melainkan ditukar tambah. Bukan untuk Rima, melainkan untuk Nining. Dan, itu dilakukan tanpa izin Rima. Ketika Rima memandang masygul cincin di jari manis Nining, mertuanya itu langsung nyerocos, “Kenapa? Nggak boleh ya Ibu yang pakai? Kamu kan suami anakku?” Setelah itu Nining terus menceramahi Rima. Dikatakan Nining, semua harta di rumah itu sekarang sudah menjadi harta bersama Rima dan Gondo. Uang atau barang. Semua. (jos, bersambung)    

Sumber: