Penyaluran BLT Migor di Surabaya Tak Bisa Capai 100 Persen

Penyaluran BLT Migor di Surabaya Tak Bisa Capai 100 Persen

Surabaya, memorandum.co.id - Rona bahagia terpancar dari wajah ratusan nenek lanjut usia (lansia) di wilayah Rungkut. Mereka tampak senang menerima bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng (migor). Bagi mereka, bantuan senilai Rp 300 ribu itu sangat berarti guna penghidupan di tengah peliknya himpitan ekonomi. Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melalui dinas sosial (dinsos) terus mengawal penyaluran BLT migor dari Kemensos RI. Sampai saat ini, salur BLT sudah mencapai 98,26 persen. Jumlah total keseluruhan ada 85.328 keluarga penerima manfaat (KPM) BLT migor di Surabaya. Tersisa 1.483 KPM. Pemkot memastikan akan menuntaskan penyaluran BLT migor sebelum Lebaran. "Teman-teman PT Pos Indonesia terus menyelesaikan penyaluran BLT minyak goreng sebelum Hari Raya Idulfitri tiba. Bagi yang tidak bisa datang ke kantor Pos, maka akan didatangi oleh petugas bersama teman-teman kelurahan," kata Anna Fajriatin, Kepala Dinsos Surabaya, Jumat (22/4/2022). Kendati terus berupaya jemput bola, Anna menyebut, ada beberapa bantuan yang tidak dapat tersalurkan. Hal ini dikarenakan KPM yang tercatat telah meninggal dunia. Selain diketahui KPM itu sudah meninggal, kata Anna, ada juga yang tidak ditemukan rumahnya. Artinya, KPM tersebut sudah pindah alamat namun tidak melaporkan ke kelurahan. "Jadi kembali lagi, ada proses dinamis seperti pindah alamat namun tidak melaporkan ke kelurahan," tandasnya. Anna menjelaskan, berdasarkan SOP kemensos, salur BLT migor terakhir pada tanggal 18 April 2022. Kemudian, dalam salur bantuan sosial itu, ada proses 14 hari kerja setelah jadwal penyaluran terakhir. Dalam masa 14 hari itu petugas akan mendatangi rumah-rumah KPM yang berhalangan hadir mengambil BLT minyak goreng. "14 hari itu adalah masa-masa mereka (petugas) harus datang ke rumah warga. Misal ada KPM yang sakit, ya kita datangi ke rumah sakit. Kita datangi penerima itu, karena harus yang bersangkutan sendiri. Jadi proses-proses SOP dari kemensos seperti itu," terang Anna. Selama 14 hari itu pula, Anna menyatakan, Dinsos Surabaya juga melakukan pencocokan data KPM BLT migor dengan hasil Musyawarah Kelurahan (Muskel). "Ternyata memang ada yang meninggal, sehingga tidak bisa tersalurkan 100 persen," ungkap Anna. (bin)

Sumber: