Perkawinan Segitiga Sama Mindoan (1)

Perkawinan Segitiga Sama Mindoan (1)

Menikah 16 Tahun Belum Punya Anak

Namanya sebut saja Badar. Ia menikah 16 tahun silam. Istrinya, Wanda (samaran), berusia dua tahun di bawahnya. Mereka belum satu pun dikaruniai momongan. Berbagai upaya sudah mereka lakukan agar Wanda bisa hamil dan melahirkan. Sayang, sejauh ini upaya-upaya tadi belum membawa hasil. Ini aneh. Sebab, hasil pemeriksaan dokter, pasangan suami-istri ini sehat wal afiat. Kedua-duanya subur. “Istri Wanda sampai merasa tidak enak kepadaku. Merasa bersalah. Karena itu, untuk menebus kekurangannya, dia menawari aku menikah lagi,” kata Badar di ruang tunggu Pengadilan Agama Surabaya. Badar yang mengaku teramat sangat mencintai Wanda menolak. Dia takut tidak bisa berbuat adil. Badar juga tidak ingin cintanya kepada Wanda terbagi. Wanda terus mendesak. “Sejatinya Wanda pun ingin menggendong momongan. Meski tidak dari rahim sendiri, Wanda yakin bisa menyayangi anak tersebut asalkan itu darah daging suami,” kata Badar. Saat pasangan Badar dan Wanda menemui temannya yang ustaz, pemangku pondok pesantren di kawasan Pacet, temannya itu bahkan sempat menawarkan santriwatinya untuk dinikahi Badar. Anaknya berumur 19 tahun. Namanya sebut saja Siti. Dia sudah tidak memiliki orang tua. “Siti nyantri di sini sejak balita. Dititipkan pamannya. Ia ikut membantu  mengajar ngaji santri baru,” kata sang ustaz. Wanda sudah setuju. “Badar tetap menolak. Padahal, Siti anaknya cantik. Tidak kalah dari artis-artis yang sering muncuk di televisi. Tahu anaknya Ustaz Yusuf Mansur? Mirip dia,” imbuh Badar. “Wirda?” tanya Memorandum. “Ya, Wirda.” Mendengar nama Wirda, Memorandum sempat membatin, “Ada lelaki tidak mau dinikahkan oleh istrinya dengan gadis secantik Wirda? Masih normalkah dia?” Rupanya kata hati ini terbaca oleh Badar, “Heran ya?” Memorandum hanya tersenyum. Malu. Beberapa bulan kemudian pasangan suami-istri ini datang lagi. Kali ini dengan kabar yang lebih menggembirakan. “Mas Badar sudah mau menikah lagi, Ustaz,” kata Wanda kepada sang ustad seperti ditirukan Badar. Ustaz bergegas berdiri hendak memanggil Siti, tapi dicegah Wanda. Ternyata Badar bersedia menikah lagi, tapi bukan dengan Siti atau perempuan lain. Dia punya calon sendiri. Pilihan Badar ternyata bukan orang jauh dari keluarga Wanda. Masih kerabat. Mindoan sang istri. Namanya sebut saja Wiwik. Dia janda lumayan muda. Usianya sekitar 36 tahun. Anaknya satu. “Wiwik minta dinikahi secara resmi, tidak mau hanya siri,” kata Badar. (jos, bersambung)  

Sumber: