Hari Bhakti Rimbawan Ke-31, Bupati Mojokerto Ajak Masyarakat Lestarikan Hutan

Hari Bhakti Rimbawan Ke-31, Bupati Mojokerto Ajak Masyarakat Lestarikan Hutan

Mojokerto, memorandum.co.id - Memperingati Hari Bhakti Rimbawan ke-31, Bupati Mojokerto melakukan penanaman pohon di petak 83 A-1 Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Kupang, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Kemlagi, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Mojokerto. Hari Bhakti Rimbawan kali ini, mengusumg tema Tandur Bareng Gawe Alas Sejuta Pohon. Dalam kesempatan itu, Bupati Mojokerto mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto terkait pentingnya menjaga kelestarian hutan. Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, bahwa dengan berjalannya waktu meningkatnya aktivitas manusia yang jumlahnya semakin bertambah banyak, maka hutan kelihatannya semakin berkurang. "Sehingga kemudian sekarang ini kegiatannya nandur bareng nggawe alas (menanam bersama membuat hutan, red). Kalau dulu masih melestarikan alas kalau sekarang bagaimana hutan yang sudah banyak berkurang ini kita kembalikan lagi," jelas, Selasa (22/3/2022). Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menjelaskan terkait pentingnya pohon dalam kehidupan manusia. Dan berbagai bencana banjir yang ada di Kabupaten Mojokerto saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. "Menghadapi berbagai bencana hidrometeorologi dan semuanya banjir yang terjadi ini tidak hanya karena daya tampung dari saluran-saluran kita yang tidak mencukupi, tetapi juga karena curah hujan yang tinggi ini tidak disertai dengan daya resapan yang besar," jelasnya. Pentingnya pohon, lanjut Ikfina, dalam hal resapan tidak hanya bermanfaat agar tidak banjir, tetapi juga dalam mendapatkan sumber mata air. Karena ke depannya, mata air dalam hitungan kuantitatif sudah mulai berkurang jumlahnya. "Padahal, dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan akan air ini semakin meningkat. Ditambah lagi daun-daun ini adalah sumber produksi dari oksigen yang mau tidak mau kita akan bisa bertahan hidup kalau kita ini masih bisa bernapas," lanjutnya. Lebih lanjut, papar Ikfina, kedepannya area perhutani dapat dikembangkan lagi dalam berbagai sektor, tetapi tidak mengganggu fungsi utama dari hutan tersebut. Bisa dikerjasamakan, bisa dipakai untuk area wisata. "Nah ini luar biasa. Makanya memang perlu kerja sama yang baik, supaya pemanfaatannya ini lebih produktif dan lebih berdaya, tetapi fungsi utama hutan ini tidak terganggu," paparnya. Kemudian iIkfina berharap, agar masyarakat ikut serta menjaga lingkungan hidup untuk dapat dimanfaatkan sampai generasi berikutnya. "Kita semua bisa menjadi bagian yang positif dan aktif dalam ikut serta menjaga kelestarian hutan yang sangat kita butuhkan," pungkasnya. (yus)

Sumber: