Tim Geologi Kementerian ESDM Teliti Lokasi Temuan Arca di Tulungagung
Tulungagung, memorandum.co.id - Temuan arca kepala naga dan arca dwarapala di Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol menarik minat Pemkab Tulungagung dan Tim Geologi Kementerian ESDM, hingga akhirnya melihat lebih jauh potensi temuan lain di lokasi tersebut. Pimpinan Tim Peneliti, Hidayat mengatakan pemetaan menggunakan alat gradiomegnetik dan geo radar sudah dilakukan di lokasi temuan arca pada Sabtu (19/03/2022) lalu. "Kebetulan kita sedang berada di Tulungagung sampai akhir bulan ini. Kita kemudian dapat informasi penemuan arca, lalu kita bersama Pemkab melakukan pemetaan," ujarnya, Senin (21/03/2022). Hidayat mengaku masih memperoleh data mentah, yang menggambarkan prediksi temuan apa saja dari dalam tanah sekitar lokasi temuan arca kepala naga dan dwarapala tersebut. Oleh karena itu pihaknya masih perlu mengolah data yang ada, untuk secara resmi disampaikan kepada Pemkab Tulungagung. "Data kemarin masih mentah, untuk mematangkannya perlu beberapa hari lagi. Nanti hasilnya seperti apa saja, akan kita sampaikan kepada Pemkab," jelasnya. Dari data mentah yang ditemukan di lokasi pemetaan seluas 14 x 30 meter tersebut, pihaknya menemukan 20 titik anomali. Artinya di lokasi tersebut terdapat perbedaaan unsur dengan unsur tanah yang ada di sekitar. Namun Hidayat enggan berspekulasi terkait anomali tersebut. Sebab belum tentu juga anomali yang dimaksud adalah titik temuan arca atau temuan benda purbakala lainnya. Bisa jadi temuan tersebut berupa besi yang tertanam di dalam tanah atau benda lainnya. "Kita lakukan pendeteksian di kedalaman sekitar 2 meter. Itu ditemukan 20 titik anomali. Bukan berarti itu pasti arca. Tapi di situ ada benda yang berbeda dengan tanah dan lingkungan sekitarnya," ucap Hidayat. Selanjutnya menurut Hidayat, hasil pemetaan ini bisa dijadikan bahan bagi arkeolog untuk melakukan ekskavasi. Sehingga, kegiatan ekskavasi tidak dilakukan secara sporadis. Sementara Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Winarto mengatakan potensi keberadaan benda kuno di lokasi tersebut memang masih tinggi. Apalagi selama ini banyak cerita tutur menyebutkan, pada tahun 1990an pernah ditemukan beberapa arca, namun dikubur lagi oleh penduduk sekitar. "Itu informasi yang kita terima dari masyarakat. Karena masyarakat sendiri juga bingung prosedurnya seperti apa ketika menemukan benda-benda tersebut," terang Winarto. (fir/mad)
Sumber: