Saturasi Online Karya Mahasiswa Undika, Bantu Nakes Pantau Pasien Isoman
Surabaya, memorandum.co.id - Kebutuhan untuk mengecek saturasi pada pasien Covid-19 perlu dilakukan secara berkala oleh para nakes. Namun, manakala tren Covid-19 meningkat signifikan, maka akan membuat pasien terdampak semakin membeludak dan tidak sedikit membuat para nakes kewalahan. Permasalahan ini memunculkan sebuah ide baru bagi Rizky Hadi Saputra untuk membuat sebuah inovasi berupa alat monitoring saturasi online. Melalui alat ini, Rizky yang merupakan mahasiswa S1 Teknik Komputer Universitas Dinamika (Stikom Surabaya) menjelaskan bahwa para kerabat atau keluarga pasien yang melakukan isoman secara mandiri di rumah bisa memantau sendiri saturasinya. “Selain itu alat ini juga bisa digunakan para Nakes untuk memantau pasien Covid-19 dari jarak jauh,” ungkap mahasiswa angkatan 2018 ini, Selasa (15/3/2022). Lebih lanjut, Rizky menerangkan bahwa alat ini tersambung dengan sistem online yang bisa dikunjungi di website: monitoringsaturasi.online. “Saat pasien memasukkan jarinya ke dalam alat saturasi ini maka hasil akan ditampilkan di layar dan juga website tersebut,” ujar Rizky. Alat yang memiliki panjang 8,4cm dan lebar 3cm ini dibuat dengan memanfaatkan teknologi 3D printing dan dilengkapi bahan-bahan Wemos D1 Mini sebagai micro controller dan wifi, Max 30102 sebagai sensor saturasi oksigen, Olet 0.9inc yang berfungsi untuk menampilkan hasil di layar serta Buzzer sebagai penanda jika hasil saturasi dibawah 90. “Untuk cara kerjanya alat saturasi ini harus disambungkan ke powerbank terlebih dahulu sebagai daya untuk menyalakan alat secara otomatis,” jelas Rizky. Setelah itu, pasien bisa langsung memasukkan jari dan mendekatkan pada sensornya, lalu tinggal menunggu sekitar 10 detik untuk mengetahui hasilnya. “Hasilnya nanti akan tampil di layar dan tersambung langsung di website monitoringsaturasi.online sesuai dengan nama yang sudah diinputkan sebelumnya,” lanjutnya. Jika hasil saturasi dibawah 90 maka alat akan otomatis berbunyi dan memberikan peringatan. Alat yang dirancang Rizky selama kurang lebih empat bulan ini sudah diujicobakan pada beberapa rekanannya dan nilai keakuratannya sebesar 99%. Dia berharap, alat ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, khususnya di bidang kedokteran dan rumah sakit. “Jadi dokter atau Nakes tidak perlu lalu lalang ke kamar pasien isoman untuk menghindari terpapar Covid-19, karena dengan alat ini pasien bisa mengukur sendiri saturasinya dan tinggal dipantau oleh nakes,” ungkap Rizky. Saat ini, Rizky sedang melakukan pengembangan pada alat tersebut khususnya pada bagian tampilan agar lebih mudah menyesuaikan hasil dan nama pengguna jika dipakai pada secara bersamaan oleh beberapa orang. Inovasi ini diapresiasi oleh Heri Pratikno selaku Dosen S1 Teknik Komputer yang juga merupakan dosen pembimbing Rizky. “Alat ini sangat up to date dengan kondisi saat ini dan bermanfaat untuk menghindari kontak fisik atau jaga jarak antara penyintas Covid dengan keluarga atau Nakes,” ungkap Heri. Da berharap alat monitoring saturasi online ini dapat diproduksi secara massal. “Adanya inovasi ini saya sangat mendukung, terlebih bisa berkontribusi dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat,” tandasnya. (bin)
Sumber: