Harga Elpiji Nonsubsidi dan Migor Bikin Pengusaha Kuliner Pusing

Harga Elpiji Nonsubsidi dan Migor Bikin Pengusaha Kuliner Pusing

Tulungagung, memorandum.co.id - Dalam beberapa bulan terakhir, pengusaha kuliner di Tulungagung dipusingkan dengan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng (migor). Dan kini, mereka juga harus menghadapi perubahan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram. Ketua Perkumpulan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Tulungagung, Nur Wakhidun mengatakan, perubahan harga elpiji nonsubsidi terjadi dua kali dalam sebulan terakhir. Awalnya harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram Rp 150 ribu per tabung. Kemudian naik menjadi Rp 170 ribu, dan sekarang menjadi Rp 200 ribu per tabungnya. "Ini sudah dua kali naiknya dalam sebulan. Kalau rata-rata setiap hari saya menghabiskan 3 sampai 4 tabung yang 12 kilogram itu," ujarnya, Rabu (09/02/2022). Wakhidun menjelaskan, dengan adanya kenaikan harga elpiji nonsubsidi bisa dipastikan, margin keuntungan yang didapat pengusaha kuliner semakin tipis. "Ndak mungkin saya menaikkan harga atau mengubah potongan daging karena itu soal kualitas. Mau tidak mau saya itu harus rela mengurangi laba sampai 10 persen," ucap pria ramah ini. Kondisi tersebut diperparah dengan semakin langkanya minyak goreng berkualitas di pasaran. Sehingga, terpaksa Wakhidun harus menggunakan migor biasa yang tidak hemat. Karena baru dua kali pakai, minyak goreng tersebut sudah harus diganti. "Ini juga minyak goreng dapatnya yang merek tidak berkualitas. Kalau yang mereknya berkualitas kan bisa sampai 4 kali penggorengan," ungkap dia. Wakhidun menyebut, kondisi semakin parah lagi dengan naiknya harga cabai, telur, beberapa jenis tepung dan juga daging ayam. "Apalagi kan mau puasa, bahan lainnya juga ikutan naik harga," keluhnya. Pihaknya hanya bisa berharap, pemerintah segera turun tangan mengendalikan harga sembako dan produk lainnya di pasaran. Sebab jika terus tidak terkendali, bukan tidak mungkin akan semakin banyak pengusaha kuliner tutup usaha dan merumahkan karyawannya. "Harapannya pemerintah peka dengan kondisi ini," pungkasnya. (fir/mad)

Sumber: