Dewan Dorong Pemkot Beri Atensi Rumah Hadiah Bung Karno di Dharmahusada

Dewan Dorong Pemkot Beri Atensi Rumah Hadiah Bung Karno di Dharmahusada

Surabaya, memorandum.co.id - Mendengar adanya informasi mengenai bangunan cagar budaya di kawasan Tambaksari, Ketua Komisi B DPRD Surabaya Luthfiyah mendorong Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya agar segera bergerak melakukan kajian. Di samping itu, politisi senior Gerindra ini juga akan menelusuri bersama Pansus Pengelolaan Cagar Budaya untuk memastikan, bangunan di Jalan Dharmahusada III, Kelurahan Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari itu memenuhi unsur sebagai bangunan cagar budaya atau tidak. "Informasinya rumah. Ada dua. Rumah tersebut salah satunya pemberian atau hadiah dari Bung Karno," ungkap Luthfiyah, Jumat (4/3/2022). Luthfiyah memaparkan, informasi tersebut didapatkan saat dirinya menggelar jaring aspirasi masyarakat atau reses bersama warga Pacar Kembang. "Jadi ada salah satu warga yang hadir secara daring menyampaikan info yang sangat penting tentang adanya bangunan cagar budaya dan belum ada yang tahu. Karena itu, saya minta pemkot dan Tim Cagar Budaya segera menelusuri apakah benar ada bangunan cagar budaya di situ," tuturnya. Menurutnya, jaring aspirasi masyarakat menjadi agenda yang bernilai. Sebab dapat menampung aspirasi warga. Melalui agenda reses tersebut, Luthfiyah tak ingin hanya sekadar ditampung, namun juga ditindaklanjuti dan diperjuangkan. "Kita harus perjuangkan aspirasi masyarakat. Info-info yang didapatkan dari masyarakat itu tetap harus ditelusuri kebenarannya. Kita tidak boleh diam saja," tegasnya. "Saya juga sudah menyampaikan kepada kepala disbudporapar (dinas kebudayaan, kepemudaan dan olah raga serta pariwisata), InsyaAllah beliau akan turun juga," imbuh Luthfiyah. Sementara itu, Prof Sugimin, warga RT 3/RW 1 Dharmahusada menerangkan bahwa rumah tersebut mengandung nilai sejarah. Pasalnya, selain berdiri sejak 1964, juga menyimpan cerita. "Rumah itu bertuliskan Kartika. Rumah hadiah Bung Karno kepada penari China. Nama aslinya tidak tahu, namun nama gantinya Ratna Juwita," jelas Prof Sugimin. Rumah tersebut persis berada di depan kediaman Prof Sugimin. Dahulu, sebelum menjadi tempat tinggal, rumah tersebut menjadi rumah untuk menyimpan perangkat gamelan Jawa lengkap. "Sekarang ditinggali adik dari Ratna Juwita yang sudah berusia 83 tahun. Harapannya jika memang itu bangunan cagar budaya, bisa dirawat dan dijaga keberadaannya," tuntasnya. (bin)

Sumber: