Petualangan Lelaki Pemuja Seks (5)

Petualangan Lelaki Pemuja Seks (5)

Tepergok Istri, Masih Lolos

Danang mengaku tertarik tidak hanya terhadap dagangan Harlin. Dia juga tertarik kepada yang lain. “Aku tertarik tidak hanya kepada parfumnya,” kata Danang. “Maksud Mas?” “Jangan bercanda ah. Masak harus dijelaskan?” Jawaban ini meluncur begitu saja dari mulut Danang. Tanpa sungkan lagi. Tanpa ragu lagi. Perkenalan singkat penuh canda telah meruntuhkan batas-batas adab di antara mereka. Bahasa pergaulan zaman now memudahkan mereka cepat akrab. Dari sekadar sapa menjadi teman ngobrol; dari sekadar ngobrol menjadi teman curhat; dari sekadar curhat menjadi teman berbagi; dari sekadar berbagi menjadi sahabat; serta dari sahabat menjadi teman dekat, semakin dekat, semakin dekat, dan korslet. Glodak Sejak itu sering terjadi korsleting di antara mereka. Ya di ruang kerja Danang, ya di kamar hotel, ya di lokal wisata, ya di dalam mobil, ya di tempat terbuka di atas pasir pantai, dst, dst, dst. Pada fase inilah permainan Danang di luar rumah terendus Estik. Keasyikan Danang mulai mengendorkan kehati-hatiannya terhadap kemungkinan penyelewengannya ketahuan istri. Danang jadi menggampangkan segala hal. Menganggap ringan segala persoalan. Bahkan, ketika perselingkuhannya tepergok di depan mata Estik, Danang masih bisa meloloskan diri dari sikap tegas istrinya itu. Sampai-sampai muncul ke-jumawa-an Danang. Pikirnya, tiada masalah yang tidak bisa tuntas di tangannya. Tobat di matanya tidak lebih dari sekadar janji yang tidak mutlak harus ditepati. Kesetiaan dalam pandangannya adalah lembaran warna merah dan biru yang bisa diambil di gerai-gerai ATM sepanjang jalan. Demikian pula ketika Danang ketahuan sedang memeluk mesra Harlin di meja kerjanya di kantor. Lelaki bergaji di atas Rp 50 juta tersebut cukup beralasan sedang khilaf dan berjanji tidak bakal mengulanginya. Estik saat itu memercayainya begitu saja. Karena itulah Danang menyepelekan janji dia. Selain masih melanjutkan hubungannya dengan Harlin, juga dengan Tatik, Danang masih bersemangat menambah koleksi perempuan simpanannya. Kesempatan itu terbuka ketika Danang dipercaya perusahaan mengikuti seminar di ibu kota. Danang yang penasaran atas keberadaan tempat-tempat prostitusi terselubung di Jakarta meminta temannya yang ahli maksiat menjadi guide petualangannya. Meski di Surabaya juga ada, Danang mengaku masih takut menerjuni apa yang dia inginkan tersebut. “Kabarnya di Jakarta lebih banyak tawaran dan variasi. Jujur, saat itu sangat terobsesi merasakannya. Terutama ingin menjajal sensasi threesome. Pasti seru. Di Surabaya memang ada, tapi aku takut tepergok,” aku Danang, lantas tersenyum. (jos, bersambung)  

Sumber: