Pengelolaan DAS yang Baik, Jadi Kunci Utama Konservasi Tanah dan Air

Pengelolaan DAS yang Baik, Jadi Kunci Utama Konservasi Tanah dan Air

Surabaya, memorandum.co.id - Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) Rejoso, Kabupaten Pasuruan, secara terpadu terus dikembangkan. Ini demi menjaga kelestarian serta efektivitas pemanfaatan air tanah. Untuk itu World Agroforestry (ICRAF), lembaga penelitian internasional yang berkedudukan di Bogor bekerja bersama DanoneEcosystem, Danone-AQUA, Universitas UGM dan Montpellier Perancis, fokus di DAS Rejoso sejak 2016 melalui Gerakan Rejoso Kita Senior ExpertLandscapeGovernanceand Investment ICRAF, Dr Beria Leimona menuturkan, pihaknya menginisiasi skema imbal jasa lingkungan di wilayah hulu dan tengah sebagai salah satu cara pelestarian DAS Rejoso. Dalam pilot project tersebut, Danone-Aqua berperan sebagai lembaga yang menyediakan imbal jasa kepada para petani yang melakukan upaya-upaya konservasi tanah dan air dengan menanam pohon, menanam strip rumput, dan membuat rorak. Dalam tiga tahun terakhir, organisasinya fokus ke wilayah hilir dengan program pengenalan budi daya padi ramah lingkungan. “Padi ini adalah teknologi budidaya padi sawah dengan penerapan pola tanam jajar legowo, pengairan berselang, pemupukan berimbang, dan penggunaan biopestisida,” ungkap dia dalam lokakarya Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Pasuruan yang dilakukan secara daring dan luring, Kamis (10/2/2022). Hasil pertanian padi ramah lingkungan mampu mengurangi potensi efek gas rumah kaca sampai 36 persen. Bahkan, potensi hasil panen padi ramah lingkungan bisa mencapai 10.3 ton gabah kering per hektare, sementara cara biasa rata-rata 7 ton saja. Koordinator Gerakan Rejoso Kita, Dr Ni’matul Khasanah, menjelaskan, pihaknya juga mengenalkan program percontohan sumur bor. Ketika petani di hilir DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan mendapatkan anugerah berupa melimpahnya persediaan air tanah. Mereka membuat sumur bor untuk irigasi pertanian. “Tidak semua sumur bor mampu mengeluarkan air secara optimal seperti saat baru dibor. Setelah dua atau tiga tahun, air sumur bor mengecil bahkan berhenti mengeluarkan air. Kebocoran di dalam tanah serta penyumbatan disinyalir menjadi penyebab utama,” jelas dia. Sementara itu, Karyanto Wibowo, Sustainable Development DirectorDanone Indonesia sebagai salah satu narasumber menyatakan bahwa DAS merupakan rumah bersama, semua elemen di dalamnya patut berpartisipasi untuk menjaga keberlanjutannya. “Sebagai bagian dari DAS Rejoso, pabrik kami AQUA Keboncandi berusaha menjadi bagian dari solusi dengan melakukan program konservasi antara lain penanaman pohon 283.000 maupun pembuatan sumur resapan sebanyak 250 unit di daerah resapan air,”jelas Karyanto. Sementara itu, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf yang hadir dalam acara tersebut menuturkan, Kabupaten Pasuruan diberkahi potensi sumber mata air yang melimpah. Bahkan, salah satu mata air yang ada di Kabupaten Pasuruan telah dijadikan menjadi proyek strategis nasional yaitu SPAM Umbulan. Selain itu, puluhan perusahaan air minum dalam kemasan juga beroperasi di wilayah Kabupaten Pasuruan dengan memanfaatkan bahan baku air yang tersedia. “Di balik berkah ini juga ada tantangannya. Penurunan jumlah debit air SPAM Umbulan perlu diwaspadai jika tidak ingin kehabisan air di masa depan. Pengelolaan DAS yang baik menjadi kunci utama,” ulas dia. (udi/fer)

Sumber: