Kadin Jatim: Magang Industri Masih Dianggap Sekadar Kewajiban
Surabaya, Memorandum.co.id - Menyelaraskan dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri (DuDi) sangat penting. Karena itu, lulusan sekolah yang sudah siap memasuki dunia kerja. Harus mempersiapkan hard skill maupun soft skill. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mengatakan, agar program memberikan manfaat, maka dunia usaha dan adunia industri harus selaras. Namun pada kenyataannya, seringkali hubungan antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industry belum ada kecocokan atau keselarasan sesuai yang diharapkan. "Magang industri masih sering dianggap sekedar kewajiban, bahkan beban bagi perusahaan,," tutur Adik Dwi Putranto saat menghadiri Musyawarah Provinsi (Muprov) ke-XI Apindo Jatim. Adik Dwi Putranto mengajak pengusaha Jatim memperkuat kolaborasi dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan dukungan penuh terhadap penerapan pendidikan vokasi sistem ganda. “Meningkatkan produktifitas kinerja. Tenaga kerja berkompeten, akan bisa meningkatkan kinerja industri yang bersangkutan,” ujar Adik Peningkatan SDM tersebut sangat penting mengingat saat ini dunia usaha dan industri tengah berjuang dan berbenah dari hantaman pandemi Covid-19 dan terjadinya disrupsi digital. Revolusi digital bukan lagi sekedar kebutuhan tapi sudah menjadi tuntutan untuk bisa bertahan dalam pengembangan usaha. “Revolusi Digital menuntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) professional yang unggul. Bukan lagi kompetensi keahlian dan kompetensi metodik. Tetapi kompetensi individu dan kompetensi sosial menjadi prioritas,” ujarnya. Lanjut Adik, mencetak SDM professional yang unggul perlu dibentuk dengan terjun langsung dalam industri yang nyata sehingga kompetensi bisa tercapai. Siswa di sekolah kejuruan ataupun mahasiawa harus sudah dikenalkan budaya perusahaan melalui pendidikan vokasi sistem ganda. Apalagi qa melalui program Super Tax Deduction telah memberikan dukungan berupa insentif pajak sampai 100 persen hingga 200 persen untuk perusahaan yang telah melakukan vokasi di perusahaannya. "Untuk itu mari kita bersama-sama berperan serta dalam membetuk SDM professional yang unggul untuk kepentingan bersama, khususnya untuk industri kita sendiri. Dalam hal ini Kadin Jatim telah bekerjasama dengan dua lembaga dari Jerman yaitu IHK (Kadin) Trier Jerman dan The Deutsche Gesellschaftfür Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dalam Kerangka Kerja TVET System Reform(TSR) atau pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia,” pungkas Adik.(day)
Sumber: