Ditinggal Suami Entah ke Mana? (2)

Ditinggal Suami Entah ke Mana? (2)

Tidak Boleh Bohong dan Zina

Di awal pernikahan Solekan berkata bahwa selama dia mematuhi petuah-petuah nenek, ilmunya akan terus berkembang. “Selain itu, banyak sekali yang harus dilakukan dan dilarang,” kata Ulfa. Yang harus dilakukan, antara lain, rutin menjalankan salat wajib lima waktu, puasa Senin-Kamis, dan bersedekah setiap Subuh. Sedangkan yang dilarang, antara lain, berbohong, minta-minta, dan berzina. Ketika pasien membeludak, Solekan memutuskan berhenti bekerja dari pabrik sepatu. Dia fokus menekuni profesi barunya sebagai penyembuh alternatif. Ulfa juga. Istrinya itu diminta membantu tetek bengek kebutuhan Solekan. Suatu ketika orang tua Solekan jatuh sakit. Sangat parah. Solekan dan Ulfa terpaksa harus sering bolak-balik Mojokerto-Surabaya untuk merawat dan menanganinya. “Akhirnya Ibu (mertua, red) minta ditunggui. Kami pun boyong sementara ke Mojokerto,” kata Ulfa. Sebagai anak tunggal, Solekan terbiasa patuh kepada orang tua. Terutama ibu. Karena itu, ketika diminta menunggui ibunya, Solekan tidak sepatah kata pun membantah. Eloknya, meski lumayan jauh dari Surabaya, banyak pasien yang “mengejar” Solekan ke Mojokerto. “Alhamdulillah pasien Abah tidak berkurang, tapi malah bertambah banyak,” kata Ulfa. Permintaan pasien pun berkembang. Ada yang semata mencari kesembuhan, namun tidak jarang yang minta tolong lebih dari itu. Macam-macam. Ada yang minta tolong didatangkan jodoh. Ada yang minta agar dagangannya laris. Dll. Dsb. Dst. Lucunya, ketika permintaan itu ditolak, mereka ngambek. Tidak mau pulang sebelum diberi pegangan. Apa pun. Amalan doa atau rapalan tertentu, misal. Jimat atau benda apa pun, asalkan sudah dijopa-japu oleh Solekan. Terpaksa Solekan menuruti kehendak mereka, walau asal-asalan. Tidak serius dan tidak disertai keyakinan. Asal omong, asal tunjuk, asal memberi, pokoknya serba asal-asalan. “Tapi anehnya, tamu yang datang justru kebanyakan minta yang aneh-aneh tadi. Yang membutuhkan kesembuhan alternatif tetap ada, tapi sedikit,” kata Ulfa, yang menambahkan bahwa dia tidak setuju dengan sikap suaminya tersebut. Ulfa pernah mengingatkan Solekan, tapi suaminya mengaku sangat sulit menghindari permintaan para tamu. Salah satu pasien aneh-aneh tadi, menurut Ulfa, semisal Mak Hana (samaran). Dia adalah pemilik toko kelontong di banyak pasar Surbaya, antara lain Pasar Keputran dan Pasar Pucang. “Katika saya tanya, Mak Hana mengaku dagangannya sangat laris sejak diberi jimat Abah. Dagangan keluar-masuk tanpa henti. Kulakan berapa pun habis dikuras pembeli.” Menurut Ulfa, dia pernah bertanya kepada suaminya apakah sikap Solekan terhadap Mak Hana itu bukan kebohongan? Sebab, Solekan tidak mendasari sikapnya dengan keyakinan?! (jos, bersambung)                

Sumber: