Dosen Untag Surabaya Lakukan Pelatihan Wawasan Kebangsaan Untuk Mencegah Radikalisme Pada Generasi Muda

Dosen Untag Surabaya Lakukan Pelatihan Wawasan Kebangsaan Untuk Mencegah Radikalisme Pada Generasi Muda

Surabaya, memorandum.co.id – Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melalui Hibah Program Bantuan Pendanaan Program penelitian kebijakan MBKM dan pengabdian masyarakat berbasis hasil pengabdian laksanakan Psikoedukasi Wawasan Kebangsaan. Kegiatan ini berlangsung pada 22 Desember 2021 dan 25 Desember 2021 Program pengabdian yang diketuai oleh Eko April Ariyanto, S.Psi. M.Psi., dan anggota Sayidah Aulia’ul Haque, S.Psi., M.Psi, Psikolog, Dheny Jatmiko, S.Hum, MA dan Hikmah Husinyah Farhanindya, S.Psi., M.Psi., Psikolog dilaksakan  sebanyak tiga sesi yang dibagi menjadi dua kali pertemuan dengan peserta yang berbeda-beda. Pertemuan pertama dilakukan sebanyak dua sesi pada tanggal 22 Desember 2021, sesi pertama dilaksanakan di Vasa Hotel Surabaya dan dihadiri oleh mahasiswa yang mengikuti kegiatan MBKM Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari berbagai wilayah yang melakukan pertukaran mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945. Dilanjut dengan sesi kedua dihadiri oleh mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Kemudian sesi ketiga dilaksanakan pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 2021. Pada sesi ketiga peserta yang dilibatkan adalah warga desa minggirsari kecamatan kanigoro kabupaten blitar yang menjadi mitra pada kegiatan Matching Fund di Kabupaten Blitar “Maraknya perekrutan anggota yang dilakukan pada remaja oleh kelompok radikal untuk melaksanakan aksi teror cukup mengkhawatirkan. Agar dapat mencegah aksi terorisme dari kelompok radikal, diperlukan pengetahuan tentang Wawasan Kebangsaan untuk mencegah radikalisme dan menumbuhkan rassa nasionalisme pada remaja,” ujar Eko April. Tidak hanya itu, Eko April menyampaikan bahwa psikoedukasi wawasan kebangsaan yang akan dilakukan ini berprinsip pada penguatan nilai-nilai karakter serta penanaman prinsip-prinsip keberagaman. Mahasiswa yang terlibat juga diharapkan memiliki ketahanan individu untuk menghadapi berbagai informasi yang menyesatkan pemahaman mereka. Psikoedukasi ini terdapat enam materi yang dipaparkan. Materi pertama membahas tentang Indonesia dengan segala tantangannya dari berbagai aspek. Aspek-aspek yang dibahas adalah aspek ekonomi, geografis, budaya, politik dan hukum. Pada materi kedua memaparkan tentang cinta ibu pertiwi yang dibahas dari sudut pandang psikologi. Dijelaskan bahwa untuk mencintai ibu pertiwi memerlukan beberapa unsur antara lain perhatian, tanggungjawab, menghargai dan pengetahuan. Pada materi ketiga menjelaskan tentang nasionalisme dan segala sesuatu yang berhubungan dengan negara Indonesia dengan sub judul Aku Indonesia. Pemateri ketiga menjelaskan tentang bentuk negara, ciri-ciri nasionalisme serta pancasila. Materi keempat adalah materi yang membahas bagaimana Indonesia berubah dari masa ke masa, dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut serta bagaimana selanjutnya para remaja harus menghadapi perubahan-perubahan yang akan datang. Materi kelima membahas multikultural yang dimiliki oleh Indonesia seperti suku dan budaya. Bagaimana keragaman pada Indonesia sebenarnya memiliki potensi kekayaan multi etnis, multi kultur dan multi agama yang merupakan potensi untuk membangun negara multikultural yang besar. Pada materi terakhir, sub tema yang diangkat adalah tentang budaya Indonesia yang mulai pudar, yaitu perilaku gotong royong. Pada materi terakhir, peserta langsung mengimplementasikan perilaku gotong royong melalui mini games untuk memberikan kesadaran bahwa gotong royong memiliki banyak manfaat seperti mempermudah mencapai tujuan. Para peserta yang dilibatkan secara langsung terlihat aktif selama jalannya pelatihan. Para peserta banyak mengemukakan pendapat ketika pemberian materi dan games. Tidak hanya aktif saat diskusi, peserta juga turut aktif ketika games dilaksanakan. Games yang diberikan di sesi terakhir bertujuan untuk menciptakan perilaku gotong royong. para peserta mampu merefleksikan diri dari mini games yang sudah dijalankan. Adapun mahasiswa yang terlibat adalah Waskito Risky, M. Fadhlur, Deajeng Risqi, Esa Hanna, Ayu Nur, dan Tzanilfanid dari Program Studi Psikologi Untag Surabaya. (*/gus)          

Sumber: