Dipaksa Nikah dengan Santri (2)

Dipaksa Nikah dengan Santri (2)

Mantan Hadiri Pernikahan

Mendengar rencana perjodohan itu, Koma merasa dunia ini berguncang. Gelap. Kepalanya pening. Dia berteriak sekencang-kencangnya menolak. Koma mengaku sudah memiliki kekasih pujaan hati, Fatah. Kini giliran ibunda Koma, sebut saja Ana, yang shock dan jatuh tersungkur kelantai. Koma tidak menduga sikapnya yang egois akan membuat ibundanya shock. Beberapa waktu kemudian Koma baru tahu bahwa yang menyebabkan ibunda shock adalah karena ibunda dan ayahandanya sudah menerima lamaran dari orang tua Bakir. Koma limbung. Seperti menelan buah simalakama, tidak tahu harus ikut kata orang tua atau lari bersama Fatah. Setelah menalaah berbagai pertimbangan, dengan berat hati dan penuh kesedihan akhirnya Koma memutuskan menerima lamaran Bakir untuk menjadi istrinya dan menjadikan malam terakhir perjumpaan dengan Fatah di rumah sebagai ajang meluapkan kesedihan. Meski keduanya saling mencinta, tapi mau tidak mau Fatah harus merelakan Koma menikah dengan Bakir. Apalagi, Fatah sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu. Pada 2007 akhirnya pernikahan digelar. Koma merasa pernikahan itu begitu menyesakkan. Air mata tumpah di malam resepsi pernikahan itu. Di tengah senyuman orang-orang yang hadir pada acara itu, mungkin Komalah yang paling tersiksa karena harus melepaskan masa lajang dan menikah dengan lelaki yang tidak pernah dicintai. Dan yang paling membuat Koma tidak bisa menahan air mata, Fatah hadir juga pada resepsi pernikahan tersebut. Waktu terus berputar dan malam pun semakin merayap. Hingga usailah acara resepsi pernikahan itu. Satu per satu para undangan pamit pulang hingga sepilah rumah orang tua Koma. Saat masuk ke dalam kamar, Koma tidak mendapati Bakir di dalam. Sebagai istri yang terpaksa menikah dengannya, Koma tak peduli dan langsung membaringkan tubuh setelah sebelumnya menghapus make up pengantin dan melepaskan gaun pengantin. Koma bahkan tak mau tahu ke mana suaminya saat itu. Karena rasa capai dan diserang kantuk, perempuan muda itu  akhirnya tertidur. Lelap. Lepas tengah malam, tiba-tiba Koma tersentak tatkala melihat ada sosok hitam berdiri di samping ranjang. Bersamaan dengan itu jam dinding berdentang. Dua kali. Terdengar sangat nyaring di tengah sepi yang menyayat perih. Dada Koma berdegup kencang. Mata yang semula terpejam dibuka perlaha-lahan sambil berucap doa. Doa apa saja yang Koma hapal. Mungkin saja terselip doa masuk kamar mandi dan doa makan. Entahlah. (jos, bersambung)  

Sumber: