Perang Terakhir vs Covid-19

Perang Terakhir vs Covid-19

Perang menghadapi pandemi Coronavirus Disease-19 (Covid-19) di belahan dunia mana pun tak berhenti. Semua negara sepakat dan bergegas melawan virus ini tanpa peduli berapa pun anggaran negara dihabiskan. Bahkan tak peduli berapa pun waktu yang dihabiskan menghadapi wabah ini. Semua dilakukan demi sehatnya dunia, sehat manusianya dan sehat lingkungannnya. Termasuk Indonesia, semua upaya dilakukan tak lekang waktu dan tak lepas perhatian menghadapi “teror” yang terus-menerus mendera dan menghantui warga hingga kini. Terbukti, sejak kemunculan virus sudah tak terhitung upaya riil Indonesia menyelesaikan ancaman tersebut. Mulai melakukan pencegahan, pengobatan, hingga penyembuhan dilakukan secara kontinyu dan lugas. Tak hanya itu, meski mengalami berbagai kendala, tidak menyurutkan pemerintah negeri “kolam susu” menyerah dan berhenti melakukan perlawanan. Terakhir pada kurun waktu setahun belakangan, tepatnya sejak awal tahun ini, negara berpresiden Joko Widodo ini gencar menggerakkan vaksinasi massal dan gratis dengan sasaran masyarakat luas. Tegasnya, negara berbendera merah putih tak sedetik pun mandek memikirkan cara, melakukan aktivitas melawan serangan Covid-19 untuk menjaga kekebalan imunitas massal. Semua yang dilakukan tak berlebihan. Semua yang dikerjakan juga sesuai kebutuhan menurut ukuran WHO (Word Health Organization) meski banyak yang mencerca dan menilai negatif berbagai upaya yang dilakukan negara atau pemerintah di tengah-tengah fakta ratusan ribu rakyat Indonesia bergelimpangan tumbang baik yang mati atau yang sembuh akibat Covid-19. Tentang vaksinasi pun Indonesia termasuk negara yang sangat amat peduli. Hingga kini catatan yang ada merujuk pada 124 juta rakyat Indonesia sudah menjalani vaksin dosis satu dan sampai 7 Desember 2021 sudah 100 juta rakyat Indonesia tercatat selesai mengalami penyuntikan vaksin dosis dua. Sebanyak itu, vaksin dicatat diberikan kepada rakyat berumur mulai usia 13 tahun hingga lansia. Wajib vaksin sasaran usia itu karena jumlah kematian akibat Covid-19 sangat tinggi. Puncaknya di pertengahan tahun 2021 booming kematian rakyat sangat terasa di seantero negeri ini. Sementara kematian akibat Covid-19 terhadap anak usia di bawah 12 tahun tidaklah begitu tinggi dengan rasio 0,001 persen dari jumlah rakyat Indonesia. Jadi tidaklah berlebihan muncul pertanyaan, kok negara Indonesia saat ini gencar melakukan vaksinasi massal terhadap anak usia di bawah 12 tahun? Apakah Covid-19 begitu membahayakan untuk anak di bawah usia 12 tahun? Atau negara Indonesia memiliki agenda lain hingga harus melaksanakan vaksinasi massal terhadap anak di bawah usia 12 tahun? Kemunculan berbagai pertanyaan ini jelas mengandung kecurigaan bagi para orang tua dari anak-anak Indonesia. Terkesan ada rasa takut. Apalagi dari catatan KPAI (komisi perlindungan anak Indonesia) korban meninggal akibat Covid-19 di dunia hanya 777 anak dari 350 ribu yang terpapar pada kisaran 2020 puncak-puncaknya tahun serangan wabah Covid-19.(*)              

Sumber: