Tumpukan Sampah Bozem Morokrembangan Bikin Warga Mual-Mual
SURABAYA - Tumpukan sampah di bozem Morokrembangan, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, meresahkan warga sekitar. Karena menimbulkan bau yang menyengat. Salah seorang warga Ahmad Hadi mengaku, resah jika tumpukansampah di bantaran bozem Morokrembangan dibiarkan dan tak dibersihkan. Warga khawatir akan terserang beragam penyakit seperti demam berdarah, gangguan pernafasan, diare. Bau menyengat bisa dirasakan warga setidaknya di tiga wilayah RT yaitu 1, 2, dan 3. "Warga selama ini harus menderita karena menghirup bau tak sedap,” ungkap dia. Berbagai macam sampah plastik serta limbah rumah tangga menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu warga sekitar. Tak hanya itu, tumpukan sampah ini juga membuat makin suburnya nyamuk berkembang biak."Kalau malam banyak nyamuk. Ini penyebabnya karena banyak tumpukan sampah,” ujar Ahmad. Daniel Lukas Rorong,ketua Komunitas Peduli Kremil (KPK) mewakili warga Tambak Asri (Kremil), khususnya yang tinggal di bantaran Bozem Morokrembangan di RT 1-3 mengaku, kondisi tersebut sudah terjadi kurang lebih satu minggu lebih. “Warga di bantaran bozem terkena dampak langsung. Bagaimana tidak? Selain baunya menyengat jika ada hembusan angin yang kencang, warga juga mengeluh mengalami gangguan pernafasan dan flu,” papar Daniel. Setelah mendengar keluhan warga, Pemmkot Surabaya akhirnya merespons persoalan tumpukan sampah di pinggiran bozem Morokrembangan. “Permasalahan menumpuknya sampah tersebut sudah teratasi. Semoga ke depannya, ada solusi terbaik agar permasalahan serupa tidak terulang lagi. Termasuk edukasi pada warga sekitar yang tinggal di bantaran bozem Morokrembangan agar bersama-sama menjaga lingkungan. Selain itu, harus menindak tegas orang yang membuang sampah sembarangan ke sungai,” imbuh dia. Sementara Kepala UPTD Kebersihan Saluran Pematusan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Yuri Widarko mengatakan, normalisasi dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya volume air saat musim penghujan. “Yang kami lakukan di bozem Morokrembangan adalah salah satu rutinitas setiap hari. Kegiatan ini dalam rangka mengantisipasi meluapnya air menjelang musim hujan. Supaya fungsi bozem bisa dimaksimalkan untuk menampung air hujan,” kata Yuri. Sekitar 30 petugas DHRTH diterjunkan untuk menormalisasi bozem Morokrembangan tersebut.Sebanyak enam truk sampah, dua kapal keruk, dua perahu karet, dan alat berat lainnya, dikerahkan untuk mengatasi tumpukan sampah yang dikeluhkan warga. (alf/be)
Sumber: