Whisnu Pastikan Pasangan Cawali Kader PDI-P
SURABAYA - Whisnu Sakti Buana secara resmi mendaftarkan bakal calon penerus Tri Rismaharini memimpin Kota Surabaya periode 2020-2025. Whisnu akan berebut rekomendasi DPP PDI-P dengan empat kandidat calon wali kota (cawali) lain. Whisnu yang juga pengurus DPD PDI-P Jatim ini mengembalikan formulir pendaftaran penjaringan sebagai bakal calon wali kota (bacawali) di kantor DPC PDI-P, Jumat (13/9) sore. Sebelum mengembalikan formulir pendaftaran, Jumat (13/9) pagi, Whisnu didampingi istrinya, Dini Syafariah Endah ziarah ke makam kedua orang tuanya di TPU Keputih Surabaya. Whisnu yang kini masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya ini bertekad meneruskan program-program Wali Kota Tri Rismaharini yang sudah dua periode memimpin Surabaya. Sebab putra mantan wakil ketua MPR RI almarhum Sutjipto Soedjono ini punya kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin dalam mengambil dan memutuskan kebijakan. "Saya memdampingi Bu Risma dua priode. Artinya saya sudah 10 tahun berdampingan dengan bu wali,"kata Whisnu. Dia memastikan rekomendasi pasangan calon wali kota merupakan kader internal PDI-P. Sehingga kandidat yang akan direkomendasikan partai adalah orang atau kader yang memiliki kartu tanda angggota (KTA). Terlebih, dia menjelaskan, dalam mencalonkan sebagai cawali pada Pilwali Surabaya 2020 tersebut berpedoman pada kader yang wajib menjalankan tugas. Menurut dia, dengan memberikan pengabdian kepada masyarakat, PDI-P akan lebih baik dan pasti ada hikmahnya. “Saya sebagai kader tidak bicara optimistis, sebagai kader partai harus menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk menyapa rakyat, memberikan, menampung, dan memperjuangkan keluhan mereka,” ujar Whisnu. Terkait nama calon dari birokrasi, yakni Eri Cahyadi, Whisnu menegaskan PDI-P memiliki aturan yang jelas, yakni menurunkan rekomendasi dari kader partai. “Berarti rekomendasi itu turun pada mereka yang memiliki KTA partai. Seperti Bu Risma yang katanya bukan kader dan sebagainya, begitu rekomendasi turun, kami tunjukkan kalau Bu Risma itu mempunyai KTA,” ungkap dia. Dia menambahkan, Tri Rismaharini merupakan kader PDI-P yang dititipkan di birokrasi. Dengan demikian, Whisnu menegaskan jika pasangan calon (paslon) adalah dari internal partai sendiri. “Kemarin Bu Risma dipertanyakan kekaderannya,lha sekarang beliau jadi pengurus DPP. Artinya apa? Ini memang dari awal Bu Risma kader PDI-P yang dititipkan ke birokrasi ”tegas dia. Sementara Ketua DPC PDI-P Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, pendaftaran cawali dan cawawali dari PDI-Pdibuka hingga Sabtu (14/9)."Pendaftaran akan kami buka hingga 23.00 WIB,"papar Awi, sapaan Adi Sutarwijono. Sebelumnnya, delapan orang kader PDI-P telah mengambil formulir pendaftaran bakal cawali dan cawawali. Dari delapan orang tersebut, lima di antaranya mendaftar sebagai bakal calon wali kota, yakni Whisnu Sakti Buana, Dyah Katarina, Soetjipto Joe Angga, Eddy Tarmidi dan Sri Setyo Pertiwi. Meski begitu, menurut Awi, hingga kemarin Jumat (13/9) pukul 15.00 baru empat orang yang mengembalikan formulir pendaftaran, yakni Armuji, Eddy Tarmidi, Soetjipto Joe Angga, dan Whisnu Sakti Buana."Sejauh ini sih baru empat yang mengembalikan formulirnya,"ujar Awi. Dia mengatakan, setelah para kader mengembalikan formulir pendaftaran, kemudian berkas tersebut akan diverifikasi dan validasi pada 15-16 September. Selanjutnya, berkas paling lambat akan diteruskan ke DPD PDI-P Jatim tanggal 17 September. Sebab, penjaringan tingkat kota dan kabupaten harus sudah selesai 23 September 2019. "Kita cuma membuka dan menjaring saja. Mengenai rekom sepenuhnya menjadi kewenangan DPP. Posisi kami taat dan tunduk pada kewenangan DPP dan Ibu Megawati Soekarnoputri,” tandas Awi. (alf/be)
Sumber: