Pulihkan Ekonomi, DPRD Surabaya Desak Transformasi BUMD dan Revitalisasi Pasar

Pulihkan Ekonomi, DPRD Surabaya Desak Transformasi BUMD dan Revitalisasi Pasar

Surabaya, memorandum.co.id - APBD tahun 2022 tuntas disahkan. Sekretaris Fraksi PSI DPRD Surabaya, Alfian Limardi menaruh harapan besar pada BUMD untuk pemulihan dan peningkatan perekonomian Surabaya. "Saat ini kita punya sembilan BUMD di Kota Surabaya. Sayangnya dalam 2 tahun berturut-turut, BPK WDP menilai bahwa salah dua BUMD kita yakni PD Pasar Surya dan PD Rumah Pemotongan Hewan (RPH) kinerjanya kurang optimal," ujarnya, Jumat (12/11/2021). Dari hasil laporan keuangan hingga Agustus 2021, laba Pasar Surya baru mencapai Rp227 juta. Masih kurang Rp133 juta untuk mencapai target laba hingga Desember 2021. Begitu juga dengan PD RPH yang hingga Agustus 2021 labanya baru mencapai Rp8 juta atau kurang 67.4 juta untuk mencapai target. "Beban operasional masih didominasi oleh beban pegawai dan tiap tahunnya meningkat sehingga semakin menggerus pendapatan. Kami desak Pemkot Surabaya agar kedua BUMD ini melakukan transformasi. Terlebih, fokus pemkot pada dua tahun mendatang adalah mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi," cetus anggota Komisi B DPRD Surabaya ini. "Kami menantikan peran Bagian Administrasi Ekonomi dan Pembangunan untuk melakukan transformasi. Sebab, OPD tersebut mendapatkan amanat untukĀ  melakukan monitoring dan evaluasi BUMD ini sebesar Rp1,5 miliar. Jumlah ini mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya," sambung Alfian. Berkaitan dengan APBD 2022, Fraksi PSI menilai bahwa Pemkot Surabaya mengalami langkah mundur dengan hanya menetapkan Rp167 miliar dari kekayaan daerah yang dipisahkan, yang itu nantinya sebagai Pendapatan Asli Daerah. Target tersebut menurut Alfian kurang dari 2% dari total pendapatan Pemkot Surabaya tahun 2022. Dan nilai ini turun drastis dari APBD-P 2021 yang nilainya mencapai lebih dari Rp300 miliar, serta nilainya masih 3% lebih rendah dari anggaran murni 2021. Karenanya Alfian mendorong pemkot agar lebih kreatif dan berinovasi. Utamanya dalam menggali potensi sumber pendapatan. Menurutnya pemkot harus menganggarkan promosi. "Tingkatkan anggaran promosi, saya menemukan tahun ini anggarannya turun. Padahal promosi sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan. Selanjutnya, identifikasi potensi sumber kebocoran pendapatan. Saya usul perluas pembayaran iuran perpasaran dan retribusi digital ke seluruh pasar di Surabaya," tegasnya. Sehingga Alfian yakin, dengan adanya keseriusan perbaikan kinerja BUMD, akan dapat membantu pemulihan ekonomi. Dia juga meminta agar BUMD Kota Surabaya minimal dapat menetapkan target yang lebih tinggi agar terbangun semangat kerja di perusahaan-perusahaan daerah. Di samping perbaikan kinerja BUMD PD Pasar Surya dan PD RPH, Fraksi PSI juga mendorong revitalisasi pasar tradisional. Pasar tradisional Kota Surabaya, menurutnya masih jauh dari kata bersih dan nyaman sebagaimana harapan warga Surabaya. Sebagai pendukung pemerintahan, Alfian tegas mengatakan bahwa PSI tak henti mengingatkan janji kepala daerah terpilih untuk mewujudkannya. Pun janji tersebut sudah tertuang di dalam perencanaan pembangunan dalam 5 (lima) tahun ke depan. "Surabaya punya pasar ikonik seperti Pasar Tunjungan. Jika direvitalisasi, pasar ini bisa sebagai destinasi wisata sejarah dan dapat mengadaptasi wadah seperti M-Bloc di Jakarta Selatan sebagai tempat ruang kreatif anak muda milenial dan UMKM Surabaya. Sumber anggaran revitalisasi bisa berasal dari swasta atau pemerintah pusat," tuntasnya. (mg3)

Sumber: